Sukses

DVI Belum Ambil Sampel DNA Anak Santoso

Jalan terakhir untuk mengidentifikasi jasad diduga Santoso adalah dengan uji tes DNA.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri memberangkatkan dua personel kedokteran kepolisian ke Palu, Sulawesi Tengah guna mempersiapkan proses identifikasi jasad diduga teroris Santoso.

"Pagi ini baru diberangkatkan ahli forensik dan staf DNA," kata Direktur eksekutif DVI Kombes Anton Castilani saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (19/7/2016).

Tim nantinya bersiap untuk melakukan identifikasi di RS Bhayangkara Palu. Tim, ujar Anton, masih menunggu proses evakuasi di tengah kawasan Hutan Tambarana, Poso Pesisir. Tidak mudah untuk melakukan evakuasi karena medan berat yang ada di kawasan tersebut.

"Informasi di sana, jasad masih di atas (pegunungan)," kata Anton.

Metode identifikasi yang akan dilakukan tim DVI adalah filter anatomi secara visual dan antropologis.

"Langkah kedua ya dengan kartu truf, yaitu tes DNA," kata Anton.

Disinggung tim sudah menggambil langkah mengambil DNA atau asam deoksiribonuklea anak dan istri Santoso, Anton mengatakan pihaknya masih menunggu jasad diduga Santoso tiba di RS Bhayangkara Palu terlebih dulu.

"Kita masih pelajari situasi di lapangan terlebih dulu," kata Anton.

Kontak tembak antara aparat keamanan dengan lima orang bersenjata yang diduga kelompok Santoso terjadi di hutan Tambarana, Poso Pesisir Utara. Kejadian yang terjadi pada Senin pukul 18.30 Wita itu menewaskan 2 orang yang salah satunya mempunyai ciri khas Santoso.

Dua perempuan dan seorang pria berhasil kabur dalam penyergapan tersebut. Wakil Kapolda Sulteng Kombes Leo Lubis yakin bahwa salah satu jasad tewas tertembak adalah Santoso. Keyakinan tersebut berdasarkan ciri fisik dan juga dua perempuan yang merupakan istri kedua Santoso.