Sukses

Orangtua Ingin dr Indra Buktikan Cucunya Terkena Vaksin Palsu

Fanny menyangsikan ketidaktahuan dokter Indra tentang vaksin palsu.

Liputan6.com, Jakarta - Nur Cahyadi (30) tidak mempercayai pengakuan keluarga dokter Indra Sugiarno bahwa cucu dokter itu turut disuntik vaksin palsu. Yadi adalah satu dari ratusan orangtua bayi yang memvaksin anaknya di RS Harapan Bunda dalam periode Maret-Juni 2016. Di periode itulah vaksin palsu jenis Tripacel dan Pediacel beredar bebas di lingkungan rumah sakit.

"Kalau (pendapat) saya sih, dia harusnya sebagai seorang dokter bisa membedakan vaksin asli dan palsu. Secara medis, ilmu pengetahuannya kan lebih dari kita. Kita sebagai awam kan kalau dianjurkan dokter ya kita ikut aja," ujar Yadi kepada Liputan6.com di Posko Penanggulangan Vaksin Palsu RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Selasa (19/7/2016).

Ia menantang pihak keluarga dokter Indra melakukan pengecekan medis secara terbuka terhadap cucu dokter Indra yang dikatakan turut menjadi korban vaksin palsu. Menurut dia, pihak keluarga dokter Indra harus membuktikan ucapannya kepada masyarakat.

"Kalau memang keluarga dokter Indra bilang cucunya sendiri divaksin palsu, buktikan dong. Medical check up dan buktikan secara medis kalau dia juga terpapar. Baru kita percaya," ujar Yadi.

Yadi menuturkan, anaknya lahir di RS Harapan Bunda pada Februari lalu. Setelah itu dia mempercayakan proses vaksinasi anaknya kepada rumah sakit. Dia dan istri membawa anaknya untuk vaksin lengkap pada 25 Juni lalu.

Ia merasa janggal ketika menerima kuitansi pembayaran dari kasir RS Harapan Bunda karena harga yang tertera di kuitansi jauh lebih murah dari besaran uang yang sesungguhnya dikeluarkan Yadi.

"Jadi di bukti pembayaran mah cuma biaya dokter, administrasi sama obat Rp 15 ribu. Total-totalnya Rp 190 ribu. Padahal saya bayar sama vaksin hampir sejutaanlah, vaksinnya 800 ribu," ucap warga Kampung Makassar, Cililitan, Jakarta Timur ini.

Sementara itu, Fanny warga Pondok Gede, Bekasi, juga meminta keluarga dokter Indra membuktikan ucapannya dengan pemeriksaan medis cucu dokter Indra. Fanny menyangsikan ketidaktahuan dokter Indra tentang vaksin palsu. Karena menurut dia, dokter Indra merupakan dokter anak senior di RS Harapan Bunda.

"Dia senior, masalah imunisasi atau vaksinasi itu sudah jadi makanan dokter Indra sehari-hari. Bagaimana dia bisa tidak tahu? Pengalamannya puluhan tahun jadi dokter, masak gampang ditipu?" Fanny menandaskan.