Sukses

Ahok Akui Angka Kemiskinan di Jakarta Meningkat

Ahok mengaku kurang setuju dengan metode yang digunakan BPS dalam mengukur tingkat kemiskinan di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok angkat bicara terkait hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut  angka kemiskinan di Jakarta meningkat. Ia mengakui kemiskinan di Jakarta mengalami peningkatan tahun ini.

"Memang. Pasti meningkat. Karena begitu dolar AS naik, penghasilan pasti turun," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Selasa (19/7/2016).

Oleh karena itu, Ahok memberikan subsidi di berbagai bidang, dari transportasi hingga kesehatan. Untuk subsidi transportasi yakni Public Service Obligation (PSO), setiap tahunnya, kata Ahok terus mengalami peningkatan. Untuk 2017, PSO dianggarkan sebesar Rp 3,2 triliun.

"Kita akan subsidi ke transportasi, karena faktor yang menyebabkan kemiskinan itu adalah transportasi, perumahan, termasuk pendidikan dan kesehatan, termasuk lokasi kerja," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.

Meski begitu, Ahok mengaku kurang setuju dengan metode yang digunakan BPS dalam mengukur tingkat kemiskinan di Jakarta.

"Lagi pula mesti tanya BPS tuh, kemiskinan bertambah ini, BPS bukan caranya nanya KTP DKI. Jadi cara BPS survei itu yang saya katakan, saya tidak setuju konsep survei BPS seperti itu," kata Ahok.

Dalam situs resmi BPS, disebutkan penduduk miskin DKI Jakarta pada bulan Maret 2016 sebesar 384.30 ribu orang alias 3,75 persen. Jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 15,63 ribu atau meningkat 0,14 persen dibanding September 2015 yang tercatat ada 368,67 ribu orang alias 3,61 persen.

"Semua orang yang ditemui di DKI, di tempat kumuh harus dihitung. Sekarang semua orang juga suka dong tinggal di Jakarta. Naik bus murah, kesehatan ditanggung, nah itu juga masalah. Kita juga enggak bisa menahan orang pindah (ke Jakarta)," pungkas Ahok.