Sukses

Jokowi: Hindari Mark Up, Beli Alutsista Tak Perlu Perantara

Dia berharap cara tersebut bisa menekan potensi korupsi dan mark up harga yang biasa muncul saat memakai jasa perantara atau broker.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan, dalam proses pembelian dan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) tidak perlu pakai perantara atau pihak ketiga. Pendekatan yang dilakukan harus G to G atau pemerintah dengan pemerintah.

Keinginan Jokowi ini bukan tanpa alasan. Dia berharap cara tersebut bisa menekan potensi korupsi dan mark up harga yang biasa muncul saat memakai jasa perantara atau broker.

"Proses pengadaan alutsista harus dimulai dari interaksi antara pemerintah dengan pemerintah, G to G. Untuk memangkas apa? Untuk memangkas broker, memangkas perantara yang saya kira kecenderungan di situ adalah mark up harga," ujar Jokowi dalam rapat terbatas pembahasan alutsista di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (20/7/2016).

Jokowi mengatakan, saat ini banyak negara yang ingin bekerja sama dengan Indonesia. Segala tawaran mulai dari transfer teknologi, desain bersama hingga relokasi fasilitas produksi dari negara produsen ke Indonesia.

"Ya silakan dihitung, silakan dikalkulasi mana yang memberikan keuntungan kepada kepentingan nasional kita. Jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang," ujar Jokowi.

Selain itu, usia alutsista juga harus menjadi perhatian. Daur hidup pesawat tempur misalnya harus dihitung benar untuk 20 tahun ke depan. "Terobosan baru tersebut harus mengubah pola belanja alutsista kita menjadi investasi pertahanan ke depan," ucap Jokowi.

"Tawaran-tawaran tersebut harus betul-betul dioptimalkan. Saya minta dioptimalkan, sehingga ada terobosan baru dalam pengadaan alat-alat pertahanan kita," pungkas Jokowi.