Sukses

Pegawai Hotel Ellysta Dihantui Bayangan Alika Minta Teh Manis

Hingga kini bau darah menyengat di lorong lantai 3, kamar 12 C.

Liputan6.com, Jakarta - Sosok korban Kartika alias Alika dikenal baik di lingkungan Hotel Ellysta di Kramat Jaya, Koja, Jakarta Utara. Alika diketahui sering ke hotel di pinggir jalan raya Cilincing itu dengan pria yang berbeda. Selain ramah, Alika juga dikenal baik oleh resepsionis dan pelayan hotel.

Saksi Juwita alias Ita mengaku mengenal sosok Alika sebagai wanita periang. Sudah setahun lebih Ita bekerja di hotel Ellysta.

Dia mengaku seringkali dimintai tolong Alika untuk dibawakan teh manis dan air hangat. Kenangan itu membekas. Tapi di sisi lain kenangan itu menghantuinya. Ita tak lagi berani ke lantai tiga hotel. Padahal tugasnya mengantarkan tamu hotel.

"Dia tuh sering minta bawain teh manis, sama minta air hangat. Ya saya takut, kebayang kaya ada yang manggil saja kalau ke lantai tiga," ujar Juwita, Jakarta Utara, Rabu (20/7/2016).

Rekonstruksi digelar di kamar sebelah tempat kejadian perkara di kamar 12 C. Sementara itu tempat kejadian perkara di kamar 11 C. Selain takut merusak tempat kejadian perkara, saksi Ita tak berani melongok atau melihat isi kamar. Darah Alika menebal dan belum dibersihkan di kamar. Bau darah menyengat ke lorong kamar yang hanya berukuran 1 meter.

"Aduuhh enggak deh. Awalnya juga Alika sama Sjahril menyewa kamar sebelah ini pak 12 C. Tapi enggak kebuka terus jadinya 11 C," ungkap Juwita seraya ketakutan.

Saksi lain, resepsionis hotel, Suryani mengaku masih teringat penampakan Alika saat pertama kali ditemukan. Bayang-bayang jasad Alika di dalam kamar juga tak hilang. Usai peristiwa itu, Suryani pun menawarkan kamar yang ada di lantai dasar dan dua saja. Dia mengaku masih takut kejadian tersebut bisa terulang. Padahal ada sekitar sepuluh kamar lebih di lantai tiga.

"Ya kalau tamu yang tau juga enggak mau kan. Waktu kejadian, saya pikir Sjahril (pelaku) cuma orang yang numpang toilet. Tapi waktu itu juga saya udah firasat ada yang enggak beres. Pas cowoknya (Sjahril) kabur, saya langsung naik lihat kamar Alika," ungkap Suryani.

Dirinya pun mengaku takut. Sebab saat ini dirinya mendapat jaga shif malam. Suryani merangkap kasir di hotel tersebut.

"Ya enggak takut sih. Cuma iseng saja kadang kalau malam. Sekarang juga sepi. Adalah satu, dua orang yang masih sewa," ujar Suryani.

Pemilik hotel Ellysta, Nyoman mengaku telah menggelar tumpengan atau selametan untuk menghilangkan bayang-bayang Alika di hotel yang dibangun sejak 1997 itu. Tumpengan itu digelar selama tiga hari tiga malam di depan kamar dan di lobby hotel.

"Sampai malam Jumat. Kan peristiwa Selasa. Ya tiga harinya itu," ungkap Nyoman.

Ia mengaku sejak peristiwa pembunuhan Alika, omset sewa kamarnya menurun. Kamar yang disewakan dengan harga Rp 190.000 itu hanya dikunjungi satu dua orang saja.

"Ya kita selametan buat buang sial aja," ujarnya.

Di luar hotel, warga berkerumun ingin melihat langsung wajah tersangka Sjahril. Warga juga tak lepas membicarakan isu-isu horor di Hotel Ellysta. Mulai dari ada yang mengaku-ngaku mendengar jeritan tolong sampai soal melihat gadis yang mondar-mandir di depan hotel.

Sebanyak 14 adegan rekonstruksi dijalankan pelaku Sjahril. Mulai dari janjian bertemu untuk kencan sampai Sjahril kabur menggunakan motor korban.

"Dalam pelaksanaan rekontruksi ini hanya ada 14 adegan di 2 lokasi, lokasi pertama yaitu di Jalan Duren, lokasi kedua di Hotel Ellysta," ujar Kapolsek Koja Kompol Supriyanto.