Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi minta pengadaan alat utama sistem pertahanan atau alutsista mengutamakan produk dalam negeri. Semua alutsista yang sudah bisa diproduksi perusahaan dalam negeri harus menjadi pilihan utama.
"Presiden memberikan penegasan apabila alutsista yang bisa diadakan, diproduksi di dalam negeri seperti PT Pindad, PT DI, PT PAL dan seterusnya maka diwajibkan menggunakan produk dalam negeri," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (20/7/2016).
Presiden meminta Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) untuk mengubah kebijakan strategis terutama dalam pengadaan alutsista. Strategi apa saja yang harus ditempuh dalam 5-10 tahun ke depan, lalu bagaimana mencapainya, dan dana yang dibutuhkan.
"Membuat road map perencanaan lebih jelas untuk produk dalam negeri untuk jangka panjang. Apakah pasarnya untuk dalam negeri atau luar negeri. Ternyata produk kita di Timur Tengah, Arab, Thailand, Filipina, Asia, Uni Eropa menggunakan produk Pindad dan sebagainya," kata Pramono.
Selain itu, Jokowi meminta pembelian alutsista harus bersifat bottom up. Sehingga dapat dipastikan tidak ada lagi pembelian sia-sia karena tidak bisa digunakan.
Presiden Jokowi, lanjut Pramono, minta dalam waktu tiga sampai lima bulan dilakukan audit terhadap industri-industri strategis pertahanan agar tahu peralatan apa yang sudah dibeli tapi tidak bisa dimanfaatkan maksimal.
Jokowi Ingin Pengadaan Alutsista Utamakan Produk Lokal
Semua alutsista yang sudah bisa diproduksi perusahaan dalam negeri harus menjadi pilihan utama.
Advertisement