Liputan6.com, Yogyakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) akan meneliti permainan Pokemon Go. Gim yang tengah naik daun itu disebut-sebut bisa dimanfaatkan oleh kepentingan asing.
"Saya pikir itu perlu jadi perhatian kita. Tapi apa betul Pokemon Go itu seperti itu, kita juga belum tahu isinya seperti apa. Kalau itu jadi perhatian masyarakat, Insya Allah akan kita perhatikan dan penelitian seperti game itu," ujar Deputi 1 Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Abdul Rahman Kadir di Yogyakarta, Kamis 21 Juli 2016.
Kadir mengatakan, para teroris saat ini menggunakan semua media dalam menjalankan aksinya. Ia mengetahui teroris yang beraksi di Prancis beberapa waktu lalu juga menggunakan media gim daring (online) semacam ini. Para pelaku sempat menggunakan fitur obrolan dalam gim tersebut untuk berkomunikasi.
"Kita teliti dampak dari game seperti itu. Karena kita lihat kejadian di Prancis. Bom di Prancis mereka dari kelompok radikal terorisme ini melakukan komunikasi melalui game online. Game apa saja yang memiliki fasilitas untuk chatting bisa dimanfaatkan mereka untuk komunikasi. Mereka lakukan itu karena fasilitas chatting," ujar Kadir.
Kadir menuturkan, di Indonesia sudah ada potensi permainan online yang digunakan para pelaku teroris. Untuk itu penelitian mendalam akan dilakukan BNPT terkait potensi ancaman teror melalui Pokemon Go.
"Kita lihat Pokemon Go seperti apa. Jika diketahui nanti ya ada aparatnya sendiri. Kalau di Indonesia sudah ada," Kadir menjelaskan.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen (Purn) TNI Sutiyoso mengingatkan agar para pemain Pokemon Go berhati-hati.
Pria yang akrab disapa Bang Yos itu mengatakan, negara asing bisa memanfaatkan Pokemon Go untuk kepentingannya. Dia menilai data-data negara bisa secara tidak sengaja diakses oleh pemain gim Pokemon Go.