Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPRZulkifli Hasan menghadiri Jambore Nasional Pendekar dan Kader Tapak Suci Putera Muhammadiyah di Bumi Perkemahan Wonogondang, Cangkringan Sleman, Jogyakarta, Jumat (22/7/2016).
Selain sosialisasi empat pilar MPR, Zulkifli juga dikukuhkan sebagai Pendekar Kehormatan Tapak Suci Putera Muhammmadiyah.
Baca Juga
Mengenakan pakaian pendekar silat Tapak Suci, Zulkifli menjalani prosesi penobatan sebagai pendekar kehormatan di hadapan pendekar dan kader peserta jambore nasional.
Advertisement
Prosesi diawali dengan pembacaan surat keputusan Pimpinan Pusat Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Surat yang dibacakan pendekar besar Sudjono mewakili dewan guru berisi penetapan Ketua MPR Zulkifli Hasan sebagai pendekar utama kehormatan Tapak Suci Putera Muhammadiyah.
Kemudian prosesi pengukuhan dilakukan Ketua Umum Pimpinan Pusat Tapak Suci Putera Muhammadiyah Adnan Jamhari dengan mengalungkan sabuk pinggang ke leher Zulkifli Hasan yang dalam posisi berlutut. Zulkifli kemudian mengambil sabuk pendekar itu dan mengenakannya di pinggang. Dia pun resmi menyandang pendekar kehormatan utama.
Usai pengukuhan, Zulkifli mengungkapkan alasan menerima gelar pendekar kehormatan karena ingin ikut membesarkan Tapak Suci Putera Muhammadiyah.
"Saya mau menjadi marketing Tapak Suci Muhammadiyah. Saya ingin memasarkan Tapak Suci Putera Muhammadiyah ini ke berbagai kalangan, agar masyarakat berduyun-duyun menjadi anggota Tapak Suci Putera Muhammadiyah," kata pria yang akrab disapa Zulhas.
Selain itu, Zulhas juga ingin berlatih Tapak Suci Putera Muhammadiyah dari para pendekar. "Untuk menguasai satu atau dua jurus seni bela diri ini," ujar dia seraya berharap seni bela diri budaya bangsa ini bisa menjadi tuan di rumahnya sendiri.
Sebelum pengukuhan, Zulhas menyampaikan sosialisasi Empat Pilar MPR. Dia menyampaikan materi sambil berdiri di depan pendekar dan kader Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang duduk bersila. Mereka mengenakan pakaian silat berwarna merah. Secara sistematis Zulkifli Hasan menyampaikan intisari Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam sosialisasi empat pilar ini, Zulkifli mengungkapkan bahwa selama 18 tahun reformasi telah banyak kemajuan yang dicapai. Pemilu legislatif, pemilihan presiden, Pilkada serentak di 269 daerah bisa berlangsung aman.
"Tetapi secara substansial rakyat yang berdaulat justru belum sejahtera dan belum makmur," kata Zulhas.