Liputan6.com, Jakarta - Jenazah pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso, telah diserahkan ke keluarga pagi ini pukul 08.20 Wita. Jenazah gembong teroris itu langsung diterima oleh adik Santoso.
Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, AKBP Hari Suprapto mengatakan, rencananya Santoso akan dimakamkan di Dusun Tosanjaya, Desa Lanjangan, Kecamatan Poso Pesisir, Poso. Namun, Hari mengaku tak tahu kapan jenazah itu akan dimakamkan.
"Itu sepenuhnya hak dari keluarga," kata Hari kepada Liputan6.com, Sabtu (23/7/2016).
Advertisement
Hari mengatakan, polisi sudah membentuk satuan tugas (satgas) untuk mengamankan proses pemakaman Santoso. Satgas itu dipimpin langsung oleh Kapolres Poso AKBP Roni Prasetyo.
"Sudah disiapkan 500 personel (untuk pengamanan)," kata Hari.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian kemarin menginstruksikan agar proses pemakaman Santoso dijaga ketat. Dengan demikian, tidak terjadi kegaduhan pada saat kegiatan tersebut berlangsung.
"Prinsipnya adalah agar pada waktu pemakaman jangan sampai menimbulkan kegaduhan dan aksi heroik dan lain-lain. Karena dia (Santoso) adalah pelanggar hukum," kata Tito.
Pengawalan ketat, ujar dia, bukan tanpa alasan. Sebab dikhawatirkan ada potensi kerawanan saat pemakaman berlangsung.
"Karena kami lihat ada potensi kerawanan. Karena masih ada Ali Kalora dan Basri," ucap Tito.
Santoso tewas dalam baku tembak dengan Tim Alfa 29 dari TNI yang terjadi pada Senin 18 Juli lalu sekitar pukul 18.30 Wita. Kontak senjata itu terjadi di pegunungan Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara.
Pertempuran itu pecah setelah adanya patroli yang dilakukan Tim Alfa di seputar tempat kejadian perkara. Selain menewaskan dua anggota MIT, Tim Alfa 29 juga menyita satu pucuk senapan organik jenis M-16 beserta beberapa amunisi aktif dan selongsong peluru.