Liputan6.com, Jakarta - Istri kedua pemimpin kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso, ditangkap di Pegunungan Tambarana, Poso, Sulawesi Selatan. Pascapenangkapan tersebut, Satgas Tinombala tengah memburu anggota yang tersisa. Terhitung ada 18 orang lagi anggota kelompok teroris Santoso.
"Untuk yang lain, satgas masih dalam sektor masing-masing. Mereka masih dalam tugas pengejaran. Berarti ya apabila dikurang tinggal 18 lagi," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar usai menghadiri acara Bhakti Kesehatan Polri 2016 di Gelanggang Olahraga (GOR) Cendrawasih, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (23/7/2016).
Pengejaran tersebut, lanjut dia, dilakukan di empat titik di pegunungan Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah
"Ada empat sektor yang ditetapkan dalam operasi ini dan sedang dalam perkembangan," Boy menjelaskan.
Menurut dia, perburuan para anggota teroris yang tersisa itu bakal dilakukan hingga 6 Agustus 2016. Setelah itu, Operasi Tinombala akan dievaluasi, jika hasil yang didapat di luar prediksi.
"Kalau tahap ini kan sampai 6 Agustus. Tentunya nanti setelah 6 Agustus, evaluasi akan dijalankan tergantung situasi nanti, berapa bulan akan dilaksanakan. Karena operasi harus ada limitasi batasan waktu berkait pengerahan personel, sumber daya yang lain," kata Boy.
Dia pun menyatakan, pihaknya telah meminta agar anggota teroris MIT untuk segera turun gunung dan menyerahkan diri. Perintah itu dimaksudkan demi kebaikan mereka sendiri.
"Sudah ada imbauan agar mereka turun gunung. Imbauan ini kita harapkan efektif. Tujuan kita ingin agar mereka cepat kembali ke masyarakat," Boy menandaskan.