Liputan6.com, Jakarta - Arus urbanisasi tak bisa dibendung lagi. Setiap negara di dunia tidak bisa melarang warga yang semula tinggal di desa untuk datang ke kota demi pekerjaan yang lebih baik.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, hal itu juga terjadi di Indonesia. Jakarta sebagai ibu kota negara tak bisa lagi melarang orang datang terutama selepas libur Idul Fitri.
Baca Juga
Jusuf Kalla Terpilih Lagi Jadi Ketua PMI, Dubes Inggris untuk Indonesia Ucapkan Selamat dan Puji Kepemimpinannya
Pemprov Jakarta Siapkan 1.783 Unit Rusun untuk Warga Terdampak Kebakaran di Kemayoran
4 Respons Mulai Sudirman Said hingga Menkum Supratman soal Kisruh Dualisme Kepemimpinan PMI JK Vs Agung Laksono
"Larangan ke kota tidak lagi jadi efektif contoh seperti di Jakarta. Harus menjadi pembuat ketahanan, harus tangguh kota itu dalam menghadapi banyak masalah, masalah bencana, stres, dan lainnya. Harus dipersiapkan," kata Jusuf Kalla saat membuka The Third Session of The Preparatory Committee for Habitat III' di Surabaya, Jawa Timur, Senin (25/7/2016).
Advertisement
Semua kota harus memenuhi rasa aman. Saat ini berbagai tantangan keamanan seperti kriminalisme hingga terorisme belum tertangani sepenuhnya. Karena itu, tugas pemerintah memperbaiki situasi kota.
"Artinya memenuhi syarat-syarat kehidupan yang baik dan sehat. Karena fungsi daripada habitat dalam SDGs saling melengkapi. Mengurangi kemiskinan, pendidikan yang baik, kesehatan yang baik, itu hal yang penting untuk pembangunan suatu bangsa," lanjut pria yang kerap disapa JK itu.
JK mengatakan, sebagian besar negara memang melihat kepadatan penduduk terutama arus urbanisasi sebagai beban. Tangan untuk mengubah beban menjadi hal positif inilah yang harus dihadapi dan dicarikan solusi.
"Kehadiran kita semua di Surabaya ini tentu akan sangat penting untuk kehidupan dunia ini. Hanya dengan hal itu kita bisa mengatasi. Tentu kita butuhkan suatu penyelesaian yang adil pada kehidupan,"Â JK menandaskan.