Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DKI Jakarta Heru Budi Hartono tak menampik pertemuannya dengan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik. Heru menyatakan, tak ada yang luar biasa dari pertemuannya dengan ketua Badan Legislasi Daerah (Balegda) DKI tersebut.
"Demi Tuhan bukan suatu pertemuan rahasia atau pun pertemuan luar biasa," kata Heru saat dihubungi di Jakarta‎, Selasa (26/7/2016).
Heru mengaku kerap dihubungi Taufik untuk bertemu. Sampai suatu ketika Heru menyanggupi pertemuan tersebut sekitar bulan Maret 2016 di Plaza Indonesia, Grand Hyatt sekitar pukul 12.30 WIB. Dia menerangkan Taufik hanya curhat soal pembangunan NCICD di Kamal Muara.
"Beliau bilang kalau di sheet pile semua, maka enggak ada lagi tempat untuk warga," ungkap Heru.
Heru tak tahu kenapa dirinya menjadi tempat curhat politikus Partai Gerindra tersebut. Hanya saja dia menduga Taufik curhat soal Kamal Muara karena Heru merupakan bekas Wali Kota Jakarta Utara.
"Mungkin saya dianggap tahu. Itu juga pertemuannya tidak lama, kurang lebih 15 menit ditemani pisang goreng," ujar dia.
Dalam pertemuan tersebut, Heru mengatakan, Taufik sempat mengadu soal kontribusi tambahan 15 persen dalam pengembangan reklamasi Teluk Jakarta. Namun Heru menganggap hal tersebut biasa saja dan tak terlalu detail.
"Karena enggak ada substansi yang mendalam, jadi saya pikir biasa saja," ucap dia.
Setelah bertemu Taufik, Heru langsung melapor kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Namun, Heru membantah kalau dinyatakan sebagai pertemuan rahasia.
Heru juga mengaku tak ingin memberi tahu isi percakapannya kepada Ahok, karena dia menganggap tak ada yang luar biasa dari percakapan tersebut.
"Saya kan orang Jawa. Jadi saya kalau ngomong bilang 'maaf' dulu. 'Maaf, Pak, izin'. Begitu. Jadi enggak ada yang aneh dari pertemuan tersebut," tandas Heru.