liputan6
News
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/202626/original/091229chobi-politik.jpg)
Liputan6.com, Jakarta: Bagaimana kabar Yusron Ihza Mahendra? Setelah pensiun sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI, adik bekas Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra masih sibuk mengisi waktu dengan menulis buku dan menjadi dosen.
Sebagai pengobat stres, Yusron juga hobi mengumpulkan ratusan pipa rokok atau cangklong dari berbagai belahan dunia. Harganya bervariasi mulai ratusan ribu sampai puluhan juta rupiah.
Jangan salah duga. Hobi politisi berusia 53 tahun tak sekadar menghabiskan uang tapi ada niat baik di dalamnya. Pria kelahiran Belitung, Bangka Belitung, ini berharap, kelak uang cangklong hasil lelang berguna buat orang lain. Di antaranya untuk membangun sekolah atau membantu anak yatim. "Ini kan barang-barang yang bisa dilelang dengan harga yang mahal," ujar peraih doktor politik ekonomi international dari Universitas Tsukuba, Jepang, Selasa (29/12).
Setelah kendaraan politiknya, Partai Bulan Bintang, tenggelam pada pemilu 2009, Yusron berniat kembali meretas karier politik. Tentunya, kata mantan dosen Universitas Nihon Jepang itu, hal itu dilakukan sambil menyumbangkan pikirannya lewat tulisan.(AIS)
Sebagai pengobat stres, Yusron juga hobi mengumpulkan ratusan pipa rokok atau cangklong dari berbagai belahan dunia. Harganya bervariasi mulai ratusan ribu sampai puluhan juta rupiah.
Jangan salah duga. Hobi politisi berusia 53 tahun tak sekadar menghabiskan uang tapi ada niat baik di dalamnya. Pria kelahiran Belitung, Bangka Belitung, ini berharap, kelak uang cangklong hasil lelang berguna buat orang lain. Di antaranya untuk membangun sekolah atau membantu anak yatim. "Ini kan barang-barang yang bisa dilelang dengan harga yang mahal," ujar peraih doktor politik ekonomi international dari Universitas Tsukuba, Jepang, Selasa (29/12).
Setelah kendaraan politiknya, Partai Bulan Bintang, tenggelam pada pemilu 2009, Yusron berniat kembali meretas karier politik. Tentunya, kata mantan dosen Universitas Nihon Jepang itu, hal itu dilakukan sambil menyumbangkan pikirannya lewat tulisan.(AIS)