Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal (Ditjen) Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM membentuk tim khusus untuk investigasi dugaan oknum Badan Narkotika Nasional (BNN) yang meminta CCTV di sel Freddy Budiman dicopot. Dugaan itu disampaikan Koordinator Kontras, Haris Azhar berdasarkan pengakuan Freddy beberapa tahun lalu.
Dirjen PAS, I Wayan Kusmianta Dusak mengatakan, pihaknya sudah menginterogasi mantan Kepala Lapas Batu, Nusakambangan, Liberty Sitinjak. Dari pengakuan Sitinjak, oknum BNN yang meminta CCTV di sel Freddy bertemu dengan anak buahnya.
"Ya dia bilang anak buahnya yang didatangi. Makanya saya buat tim buat investigasi lagi. Nah nanti dicari tahu siapa anak buahnya, siapa yang datang," ucap Dusak di Kemenkumham, Jakarta, Selasa (2/8/2016).
Advertisement
Kata Dusak, pendalaman yang dilakukan tidak hanya terhadap Sitinjak. Tetapi juga terhadap hal-hal lain yang terkait. Dari situ, nantinya bisa ditarik kesimpulan, yang kemudian hasil investigasi itu bisa diberikan ke BNN atau kepolisian.
"Tugas kita kan membantu, apa yang bisa kita sampaikan. Suatu saat dibutuhkan, saya siap serahkan data itu, karena bukan kewajiban saya serahkan ke polisi atau BNN, bahkan ke Pak Menteri pun, kecuali kalau beliau minta. Saya berikan klarifikasi kalau diminta, karena ini prosesnya terus berjalan," ucap dia.
Dusak mengatakan, Sitinjak mengaku menolak permintaan oknum BNN agar CCTV dicopot. Namun, sekali lagi dia menegaskan, hal itu baru sebatas pengakuan dari Sitinjak, meski jika benar pengakuan itu, maka apa yang dilakukannya sudah benar.
‎"Dia tidak penuhi itu, dia kan sudah bener itu. Kalau CCTV disuruh copot, ya apa urusannya. ‎Nah apa benar atau nggak (pengakuan itu), kita makanya lakukan pendalaman," kata Dusak.
Beberapa waktu lalu, Koordinator Kontras Haris Azhar mengungkapkan sejumlah hal yang pernah diceritakan Freddy Budiman. Salah satu hal yang diceritakan terpidana mati kasus narkotika yang sudah dieksekusi itu adalah soal keterlibatan oknum aparat keamanan, baik kepolisian, TNI, maupun BNN dalam jaringan narkoba yang dijalaninya.
Selain itu, Haris juga mengungkapkan, soal dugaan oknum BNN yang meminta agar kamera pengawas atau CCTV di sel Freddy di Lapas Batu, Nusakambangan dicopot. Hal itu berdasarkan cerita Kalapas Batu, Liberty Sitinjak.
‎Sitinjak pernah bercerita beberapa kali diminta pejabat BNN yang sering berkunjung ke Nusakambangan. Dia meminta agar mencabut dua kamera yang mengawasi ‎Freddy Budiman tersebut.
"‎Saya menganggap ini aneh, hingga muncul pertanyaan, kenapa pihak BNN keberatan adanya kamera yang mengawasi Freddy Budiman? Bukankah status Freddy Budiman sebagai penjahat kelas "kakap" justru harus diawasi secara ketat? Pertanyaan saya ini terjawab oleh cerita dan kesaksian Freddy Budiman s‎endiri," ujar Haris belum lama ini.