Sukses

Ahli di Sidang Jessica Ungkap Detik-Detik Sianida Merenggut Nyawa

Orang yang menelan kandungan sianida akan mengalami gangguan oksigen di otaknya, hingga menyebabkan kejang-kejang.

Liputan6.com, Jakarta - Dokter Slamet Purnomo dihadirkan sebagai saksi ahli dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana terhadap Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso. Dokter forensik yang menangani jenazah Mirna itu menjelaskan bagaimana racun sianida ‎bisa membunuh orang yang menelannya.

"Bahwa sianida menyebabkan oksigen di darah tak bisa diserap tubuh, terutama otak," ujar dr Slamet dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Rabu (3/8/2016).

Slamet menjelaskan, secara fisiologis darah berfungsi mengikat oksigen dan mendistribusikannya ke seluruh tubuh. Setelah itu akan diserap dan digunakan oksigennya oleh sel-sel tubuh.

"Saat keracunan sianida, oksigen tidak bisa dilepas. Karena enzim itu diikat oleh sianida. Jadi oksigen tidak bisa dipakai, hanya ada di dalam darah," jelas dia.

Akibatnya, orang yang menelan kandungan sianida akan mengalami gangguan oksigen di otaknya, hingga menyebabkan kejang-kejang. Selain itu, ‎sianida juga menghambat aliran oksigen ke paru-paru dan jantung.

"Gangguan oksigen di otak menyebabkan orang mengalami kejang, kemudian sesak napas karena paru-paru tidak bisa lancar fungsinya, terakhir jantung sehingga korban koma," papar dr Slamet.

‎Slamet mengungkapkan, sianida dengan kadar tertentu dapat membunuh orang dengan cepat. Bahkan reaksi akibat menelan racun sianida dapat terlihat dalam waktu tidak lebih dari lima detik.

"‎Berdasarkan analisis beliau (ahli toksikologi), sianida di tubuh Mirna ada dua kali lipat dari dosis biasa yang mematikan. Ini yang menimbulkan gejala yang begitu cepat," kata dr Slamet.

‎Dia yakin kematian Mirna akibat racun sianida yang merusak organ-organ dalamnya. Apalagi dokter forensik menemukan lima gejala yang menguatkan ada zat sianida yang menyebabkan Mirna tewas.

"Sehingga kami simpulkan kematian Mirna karena sianida. Apalagi di dalam lambung ditemukan 0,2 miligram/liter sianida," pungkas Slamet.