Sukses

Pascabentrok, Warga Pondok Bambu Waspada Serangan Susulan

Warga Pondok Bambu masih resah akibat munculnya pesan berantai terkait ulah kawanan geng yang berbuat ricuh.

Liputan6.com, Jakarta - Pascabentrok kawanan pemuda dan geng motor di Jalan Pahlawan Revolusi, Pondok Bambu, Jakarta, akhir pekan lalu, warga kini lebih waspada dan meningkatkan keamanan lingkungan.

Ketua RT 03 RW 04 Ismail mengatakan, pengamanan saat ini lebih intensif. Terlebih, adanya isu gerombolan geng motor yang bermaksud kembali ke wilayah Pondok Bambu untuk berbuat onar.

"Sejak kejadian itu saya tingkatkan siskamling. Tapi hanya di dalam lingkungan, tidak keluar dulu. Karena polisi menyarankan di luar itu ditangani polisi," ujar Ismail di kediamannya, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (4/8/2016).

Portal di lingkungannya kini diberlakukan jam buka tutup sejak pukul 22.00 hingga 05.00 WIB. Sekitar 10 warga pun tiap malam melakukan penjagaan siskamling sekaligus mengatur buka-tutup portal, untuk warga yang beraktivitas malam.

"Portal itu sebelumnya kita jarang tutup, tapi sekarang kita tutup karena kabarnya geng motor mau buat rusuh masuk sampai ke dalam gang," jelas Ismail.

Meski ada isu ancaman, sejauh ini kondisi wilayahnya terbilang aman dan kondusif. Namun, warga setempat masih resah akibat munculnya pesan berantai terkait ulah kawanan geng motor itu.

"Banyak orang enggak tahu bikin info, ada yang gosipin rusuh. Bahkan, ada yang kabarin kalau salah satu korbannya meninggal. Anak kecil dan perempuan di sini jadi pada stres, takutnya (geng motor) mau nyerbu," keluh Abdul.

Untungnya, Abdul mengatakan pihak kepolisian cukup tanggap. Sejak kejadian itu, patroli malam di jam yang dianggap rawan menjadi rutin. Hanya saja, bunyi sirene mobil polisi setiap malam malah kerap membuat warga trauma dengan kejadian akhir pekan lalu.

Sebelumnya, Kapolsek Duren Sawit Komisaris Yudho Huntoro membenarkan adanya korban penganiayaan di kawasan Pondok Bambu. Namun, dia membantah bahwa kondisi daerah tersebut berbahaya.

"Kalau tawuran itu benar, hanya kalau dibilang mencekam itu nggak benar. Kejadiannya Sabtu malam. Iya Minggu dini hari. Nggak bentrok juga sebenarnya. Ada orang mencari masalah saja, jadi ada kerumunan," tutur Yudho saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Selasa 2 Agustus 2016 lalu.

Pihaknya masih menyelidiki pelaku yang menyerang korban. Termasuk motif penyerangan. Polisi juga menilai tidak melihat adanya potensi balas dendam atau penyerangan seperti yang disebar dalam pesan berantai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini