Sukses

Akhir Tragis Bella di Tangan Playboy Facebook

Polisi menduga Fajar telah melancarkan aksi semacam ini ke sejumlah wanita yang ia kenal melalui media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Bella Oktaviani ditemukan tidak bernyawa di sebuah hotel di kawasan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Gadis 19 tahun itu merupakan korban pembunuhan.

Dia ditemukan tiga pegawai hotel yang curiga karena tak kunjung check out hingga di atas pukul 12.00 WIB pada Selasa 2 Agustus 2016. Mereka lalu memeriksa kamar 301 yang diinapi Bella. Ternyata, perempuan muda itu di atas ranjang, dengan posisi tertelungkup tanpa busana dan tertutup selimut pada sebagian tubuhnya. Tidak bernyawa.

"Untuk memastikan, saksi memeriksa nadi tubuh korban, sudah tidak ada denyutnya. Kulitnya pucat dan dingin," ujar Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Purwanta saat dikonfirmasi, Jakarta, Rabu 3 Agustus 2016.

Jajaran Polsek Metro Kebayoran Lama memburu jejak pria yang menginap bersama Bella Oktaviani pada Senin 1 Agustus pukul 23.50 WIB itu. CCTV hotel pun diperiksa. Tak butuh lama menangkap pembunuh si gadis muda.

Aparat Polres Metro Jakarta Selatan lalu menangkap Fajar Firdaus Persada alias FFP (23). Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Eko Hadi Santoso menyatakan, pembunuh Bella ditangkap tanpa perlawanan di kawasan Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu 3 Agustus sore.

Bella Oktaviani (19) diduga dibunuh teman dekatnya, Fajar Firdaus Persada (23) di Hotel Sentra Boutique, Cipulir. (Ist)

Kenalan Lewat Facebook

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Eko Hadi Santoso mengungkap adanya keributan antara korban dan pelaku sebelum akhirnya Bella tewas. Keributan tersebut berawal saat korban terbakar cemburu.

Padahal, wanita asal Pondok Aren, Tangerang Selatan yang terbuai rayuan pelaku setelah menjalin komunikasi sekitar setahun melalui media sosial Facebook baru sekali bertemu.

‎"Diduga karena cemburu. Apalagi korban dan pelaku sempat berhubungan badan hingga dua kali. Saat istirahat, korban lihat ada pesan BBM masuk di handphone pelaku, diduga dari cewek," ujar Eko di Mapolres Jakarta Selatan, Kamis 4 Agustus 2016.

Bella seketika itu kalap. Di bawah pengaruh alkohol, ia mengamuk karena merasa ditipu. Bella lantas menggigit jari Fajar.

Sikap Bella itu pun mendapatkan perlawanan dari Fajar. "‎Korban kalap, berontak, kemudian dibekap oleh pelaku. Dicekik lehernya sampai meninggal," kata Eko.

Jajaran Polres Metro Jakarta Selatan masih memasang garis polisi di lantai tiga, tempat pembunuhan Bella. (Liputan6.com/Winda Priscillia)

 

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Tubagus Ade Hidayat mengatakan, Bella meninggal karena cekikan bukan karena sejumlah luka memar di tubuhnya.

"Luka memar di leher, pipi, dan tangan, diduga akibat korban berontak dan melakukan perlawanan. Tapi penyebabnya bukan karena luka, tapi karena kehabisan oksigen," kata dia.

Eko menambahkan, setelah dipastikan Bella tak bergerak lagi, Fajar lantas membawa kabur barang-barangnya seperti handphone dan uang tunai Rp 600 ribu.

Atas perbuatannya itu, pelaku dijerat Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dan ‎Pasal 365 KUHP tentang Pencurian. Pelaku diancam dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara.


Bella Oktaviani (19) diduga dibunuh teman dekatnya, Fajar Firdaus Persada (23) di Hotel Sentra Boutique, Cipulir. (Ist)

 

Kerap Menipu

Fajar Firdaus Persada alias FFP kerap memperdayai gadis-gadis melalui Facebook. Eko Hadi Santoso mengatakan, Bella sempat diiming-imingi sejumlah uang oleh pelaku. Saat itu, Fajar mengetahui bahwa Bella tengah membutuhkan uang setelah berkomunikasi intens di Facebook.

‎"Beberapa korban transaksional, butuh biaya. Tapi tidak bisa dikatakan sebagai PSK," ucap Eko di Mapolres Metro Jakarta Selatan.

Polisi menduga Fajar telah melancarkan aksi semacam ini ke sejumlah wanita yang ia kenal melalui media sosial. Hal itu diketahui melalui KTP atas nama DYDY (22) yang digunakan Fajar saat check-in di Hotel Sentra Boutique bersama Bella.

"Salah satu korban, DYDY. Dia korban pertama berdasarkan pengakuan tersangka. Bella korban kedua. Tapi masih didalami kemungkinan ada korban-korban lainnya," pungkas Eko.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Tubagus Ade Hidayat mengatakan, pelaku mengincar korban karena memiliki wajah menarik dan sedang galau.

"Komunikasi kurang lebih setahun, tapi tidak pernah bertemu. Kemarin (pertemuan di hotel) itu baru pertama kali," ucap Ade di Mapolres Metro Jakarta Selatan.

Ade menjelaskan, selain bisa berhubungan badan dengan korbannya, pelaku juga mengincar barang berharga mereka. Untuk melancarkan aksinya itu, pelaku terlebih dulu mencekoki korbannya dengan minuman keras.

"Tersangka sudah bawa minuman, ada beberapa jenis minuman. Itu yang diharap membuat mabuk korban hingga lemas," ucap dia.

 

Fajar juga mengakui telah memiliki niat untuk merampas harta benda korban.

 

Sementara itu, tersangka Fajar juga mengakui telah memiliki niat untuk merampas harta benda korban. Dia juga telah lima kali melakukan modus serupa. Tiga di antaranya dilakukan di wilayah Jakarta Selatan, Bogor, dan Jakarta Pusat.

Dalam rekaman CCTV Hotel Sentra Butik, wajah pelaku terekam jelas ketika check in bersama korban. Fajar saat itu menggunakan identitas palsu dari bekas korban lain bernama DY.

"Ingin memiliki barang korban, iya. Niatan membunuh muncul karena si korban menggigit saya. Mungkin si korban merasa cemburu saat WeChat masuk di handphone saya dari wanita lain," tutur Fajar

 

 

Â