Sukses

BJ Habibie: Bangun Bangsa Tak Bisa Hanya Andalkan SDA

Habibie mencontohkan sebanyak 1,2 juta anak muda berpendidikan dari sejumlah negara di Timur Tengah bisa masuk ke Eropa untuk berkarya.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-3 RI BJ Habibie menyatakan untuk membangun sebuah bangsa, tidak bisa hanya mengandalkan sumber daya alam (SDM) semata.‎ Untuk itu, ia menekankan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh Indonesia agar mau terus belajar dan berkarya.

"Saya hanya menggarisbawahi tidak ada masyarakat di seluruh dunia hanya mengandalkan SDA terbarukan atau tidak terbarukan‎, yang bisa diandalkan terus menerus pada keunggulan SDM terbaru‎. Harga minyak, harga rempah tinggi akhirnya bisa jatuh," kata Habibie dalam diskusi 'Peran Masjid Dalam Membentengi Umat Dari Pemikiran Menyimpang'‎, di Kampus Al-Azhar Indonesia, di Kampus Al-Azhar Indonesia, Jakarta, Kamis 4 Agustus 2016.

Habibie mencontohkan sebanyak 1,2 juta anak muda berpendidikan dari sejumlah negara di Timur Tengah bisa masuk ke Eropa untuk berkarya.

Menurut Habibie, keberhasilan tersebut akibat negara-negara itu tidak hanya mengandalkan sumber daya alamnya, tetapi juga memaksimalkan sumber daya manusia berupa ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Kalau dari Timur Tengah 1,2 juta anak muda berpendidikan masuk ke Eropa, 900 ribu masuk ke Jerman. Kenapa bisa? Karena tidak mengandalkan SDA tapi juga SDM, yang mampu mengandalkan iptek," ungkap Habibie.

Selain itu menurut Habibie, terdapat tiga elemen yang harus bisa bersinergi positif dalam membangun bangsa, dimana bisa diawali dari kegiatan-kegiatan yang ada di masjid. Elemen-elemen itu yakni elemen agama, elemen budaya, dan elemen pengetahuan.

"Elemen-elemen positif itu harus bersinergi khususnya di masjid," tandas Habibie.

Berantas Radikalisme

BJ Habibie juga menyampaikan, masyarakat Indonesia mampu menghindari dari pemikiran radikal dengan menguatkan pengetahuan teknologi, serta budaya dan agama.

Menurut dia, pemikiran radikalisme ini bukan didasari oleh agama, namun kelemahan akan pengetahuan yang luas dari individu itu sendiri.

"Apabila ada sinergi positif antara budaya dan agama. Maka akan meningkatkan akan kualitas iman yang kita miliki" ucap dia.

Melihat kasus radikalisme yang menyeret para usia produktif, Habibie mengingatkan anak muda untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut dia, Indonesia unggul pada sumber daya manusia usia produktif dalam mengembangkan Ipteknya.

"Kita harus berani mengembangkan elemen yang pertama budaya, kedua agama, ketiga pengetahuan. Dan yang penting adalah masjid yang harus menjadi salah satu elemen tersebut. Masjid diharapkan mampu menjadi wadah dalam mendapatkan informasi luas bagi umat," papar Habibie. (Linus Sandi Satya)