Liputan6.com, Jakarta - Polisi dan Satpol PP Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), terlibat bentrok pada Sabtu, 6 Agustus 2016 hingga dini hari tadi di Anjungan Pantai Losari.
Satu polisi bernama Bripda Michael Abraham, anggota Sabhara Polda Sulsel tewas dalam bentrok yang meluas hingga ke Kantor Balai Kota Makassar. Michael tewas saat anggota Sabhara Polrestabes Makassar dan Polda Sulsel bentrok di Kantor Balai Kota Makassar.
Kabag Penerangan umum (Penum) Humas Mabes Polri Kombes Martinus Sitompul membantah bahwa bentrok dipicu oleh anggota kepolisian setempat.
Advertisement
Ia menceritakan, berdasarkan hasil pemeriksaan di Polda Sulawesi Selatan, insiden bermula saat dua anggota polisi, yaitu Akbar Sulaiman dan Hendrik yang sedang berpatroli dengan mengendarai motor melintas di anjungan Pantai Losari, Makassar.
"Tepat di depan pintu korban memperkenalkan diri secara baik-baik dan menyampaikan bahwa sedang patroli, namun dicegat oleh salah seorang oknum Satpol PP yang kemudian mencengkeram kerah baju korban dan mengatakan 'Kalau kamu polisi kenapakah'," ujar Martinus dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Minggu, (7/8/2016).
Tanpa sebab yang jelas, dua anggota polisi itu kemudian dikeroyok dan diserang oleh belasan anggota Satpol PP. "Itu mengakibatkan luka robek di pelipis kiri bibir bawah, luka lebam di bagian pipi dan punggung belakang lebam," lanjut Martinus.
Setelah bentrok itu terjadi, pada malam harinya, tiga anggota polisi kemudian mendatangi markas Satpol PP untuk mengklarifikasi kejadian yang terjadi saat petang itu. Kedatangan anggota polisi justru disambut dengan perlakuan yang tidak baik dari para anggota Satpol PP.
"Ketiga Korban dianiaya oleh anggota Satpol PP menggunakan senjata tajam. Polisi atas nama Aiptu Wawan terkena lemparan batu pelipis kanan. Dan Bripda Nelson terkena sabetan sangkur di telapak tangan. Sementara, satu polisi atas nama Bripda Michael meninggal dunia karena tusukan di punggung kiri," ucap dia.
Karena Salah Paham
Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Anton Charliyan turut angkat bicara, ia meminta seluruh anggotanya untuk menahan diri pasca insiden bentrok Satpol PP dengan polisi tersebut. Menurut dia, kejadian ini harus menjadi cerminan baik polisi maupun Satpol PP untuk saling introspeksi diri.
"Yang penting masing-masing menahan diri. Mudah-mudahan dengan kejadian ini semuanya bisa lebih dewasa, lebih bijak. Polri bisa lebih bijak, Satpol PP juga bisa lebih dewasa. Momen ini jadikan momen untuk meningkatkan kerja sama," kata Anton saat dihubungi di Jakarta, Minggu (7/8/2016).
Ia menjelaskan insiden tersebut murni kesalahpahaman saja antara anak buahnya dengan petugas Satpol PP.
"Ya spontanitas lah, spontanitas anak-anak. Kesalahpahaman saja. Sering ada ketimpangan antara tujuan dengan cara. Sudah lah masing-masing jangan ini yang benar ini yang bener, enggak akan ada selesainya," ucap Anton.