Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan peredaran Mi Bikini jangan semata dilihat dari kemasannya saja. Walau bagaimana pun, produk itu merupakan hasil kreativitas anak muda.Â
Ia berharap kehebohan yang muncul di masyarakat tidak turut membelenggu kreativitas anak muda dalam berkarya.
"Itu bagus, anak itu harus kita hargai, dia punya kreativitas, kan. Tinggal bagaimana dia harus diarahkan mana yang benar mana yang salah. Tapi jangan belum-belum sudah dipasung mereka," ujar Muhadjir di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (8/8/2016).
Muhadjir mengatakan sudah seharusnya sekolah, terutama guru, mendorong potensi dan kemampuan yang dimiliki anak sampai bisa benar-benar tahu dan bisa mengembangkan keahlian diri. Tugas gurulah untuk terus menggali dan mengarahkan siswa.
"Kita kan harus mendorong anak-anak itu mengemukakan semua potensi dalam dirinya mengekspresikan, mengeksploitasi kemampuan dirinya seoptimal mungkin. Lah, tugasnya guru itu memberikan sentuhan nilai mana yang buruk, mana yang tidak boleh, mana yang boleh, mana yang dianjurkan dan seterusnya," ujar Muhadjir.
Mengenai produk Mi Bikini yang telah beredar di masyarakat, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu menyarankan agar produk itu ditarik dari pasaran, sehingga tidak menimbulkan kontroversi. Namun, bukan berarti seluruh produk dihabisi.
"Sebaiknya ditariklah, daripada menimbulkan kontroversi. Zaman begini tidak usahlah bikin kontroversi yang aneh-anehlah. Yang penting isinya tetap, cuma kemasannya aja. Kemasannya diperserem, padahal isinya biasa-biasa aja," ujar Muhadjir.
Terinspirasi Dosen
Advertisement
Pembuat snack Mi Bikini Remas Aku, T (19), mengaku ide pembuatannya berasal dari dosen marketing di tempatnya kuliah.
Karena tugas itu, dibuatlah kelompok masing-masing beranggotakan lima orang. Kesemua anggotanya itu harus memunculkan idenya masing-masing. Lalu T memberikan ide bihun goreng. Rupanya, ide ini diterima oleh anggota lainnya.
"Ide bihun goreng ini juga tidak murni dari saya, tapi melihat di dekat rumah saya ada yang menjual seperti itu dan banyak yang suka. Jadi saya berpikir kalau produk ini bisa diterima masyarakat", ujar T melalui pesan tertulis, Sabtu, 6 Agustus 2016.
Dari situ kemudian terpikir nama produk yang dibuatnya tersebut adalah Bikini, yang artinya bihun kekinian. T menuturkan, bikini adalah nama baju renang sehingga dibuatnya desain wanita yang menggunakan bikini.
"Awal dibuat nama bikini itu nyeplos aja karena dari singkatan bihun kekinian. Untuk gambar karena namanya bikini terus berpikir gambar dan desain yang pas. Juga sesuai dengan namanya, dan di situ kami tetap memasukkan gambar mi yang sedang dipegang itu," kata dia.
Sedangkan, slogan "remas aku" diberikan dosen marketing di tempatnya belajar. Namun, kata remas itu bukan dimaksudkan untuk meremas dada yang ada di gambar tersebut. Tapi, meremas isi kemasan tersebut sebelum dimakan.
"Bukan meremas dada yang ada di gambar seperti yang diartikan kebanyakan orang. Kata remas aku itu dimaksudkan meremas isi kemasan sebelum dimakan. Kata remas aku itu digambarkan ke arah snack yang dipegang oleh gambar di packaging," tutur T.