Sukses

VIDEO: Jelang Batas Penebusan, Rekan Sandera WNI Kian Khawatir

Komunitas pelaut yang tergabung dalam Pergerakan Pelaut Indonesia kian khawatir akan nasib ketujuh rekan mereka yang disandera Abu Sayyaf.

Liputan6.com, Samarinda - Komunitas para pelaut yang tergabung dalam Pergerakan Pelaut Indonesia di Samarinda, Kalimantan Timur, mengemukakan kekhawatiran mereka. Hal ini mengingat akan nasib tujuh rekan mereka yang disandera kelompok Abu Sayyaf masih belum jelas.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Senin (8/8/2016), kekhawatiran tersebut karena kondisi keamanan di Filipina selatan yang kian memanas. Wilayah itu ditengarai sebagai tempat ketujuh anak buah kapal (ABK) TB Charles disandera.

Kekhawatiran para pelaut ditambah dengan konflik yang belakangan melibatkan Moro National Liberation Front (MNLF) di bawah komando Nurmisuari. Sebab, selama ini MNLF menjadi jembatan penghubung untuk bernegosiasi dengan militan Abu Sayyaf.

Belum lagi selesai kasus penyanderaan terhadap 10 ABK WNI oleh kelompok militan Abu Sayyaf, satu lagi WNI dikabarkan telah menjadi korban penyanderaan. ABK WNI yang menjadi awak kapal berbendera Malaysia itu disandera di perairan Malaysia dan dibawa penculiknya ke Filipina.

Menanggapi kasus ini, Presiden Joko Widodo menyatakan, upaya pembebasan akan tetap dilakukan meski dengan sejumlah keterbatasan.

Untuk tujuh sandera ABK TB Charles, mereka telah disandera 50 hari. Batas waktu penyerahan uang tebusan yang dituntut para penyandera hanya tersisa satu minggu , yaitu pada 15 Agustus 2016.