Liputan6.com, Medan: Persoalan keamanan di Nanggroe Aceh Darussalam hingga saat ini masih cukup pelik. Gerakan Aceh Merdeka diduga masih melancarkan aksi-aksinya. Konflik yang mengorbankan masyarakat sipil juga masih terjadi. "Itulah sebabnya, pemerintah harus bisa melakukan pendekatan sosial dan budaya dalam menyelesaikan persoalan di Aceh," kata Syaifuddin Gani, seorang tokoh pemuda Aceh, baru-baru ini, di Medan, Sumatra Utara.
Menurut Syaifuddin, konflik di Tanah Rencong yang telah menahun tak hanya mengancam kehidupan masyarakat, tapi juga telah mengancam integrasi bangsa. Perlu waktu lama untuk bisa menormalkan kembali kehidupan masyarakat Aceh yang aman dan damai. Jalan terbaik yang harus dilakukan pemerintah adalah melakukan pendekatan sosial kultural secara bersamaan [baca: Widodo A.S: Aceh Harus Ditangani Secara Menyeluruh].
Syaifuddin berharap, pemerintah --baik pusat maupun daerah-- dapat memanfaatkan kesempatan pendekatan sosial dan budaya untuk memberikan yang terbaik baik masyarakat Serambi Mekah. Sebab, selama ini aktivis GAM terus menawarkan berbagai janji kepada masyaraat Aceh agar mau bergabung dengan gerakan mereka [baca: Pangkostrad: Gerakan Separatis di Aceh Harus Ditumpas].(ULF/Esther Mulyanie dan Satya Pandia)
Menurut Syaifuddin, konflik di Tanah Rencong yang telah menahun tak hanya mengancam kehidupan masyarakat, tapi juga telah mengancam integrasi bangsa. Perlu waktu lama untuk bisa menormalkan kembali kehidupan masyarakat Aceh yang aman dan damai. Jalan terbaik yang harus dilakukan pemerintah adalah melakukan pendekatan sosial kultural secara bersamaan [baca: Widodo A.S: Aceh Harus Ditangani Secara Menyeluruh].
Syaifuddin berharap, pemerintah --baik pusat maupun daerah-- dapat memanfaatkan kesempatan pendekatan sosial dan budaya untuk memberikan yang terbaik baik masyarakat Serambi Mekah. Sebab, selama ini aktivis GAM terus menawarkan berbagai janji kepada masyaraat Aceh agar mau bergabung dengan gerakan mereka [baca: Pangkostrad: Gerakan Separatis di Aceh Harus Ditumpas].(ULF/Esther Mulyanie dan Satya Pandia)