Liputan6.com, Jakarta - Polisi meyakini hasil visum terhadap siswi magang Kotamadya Jakarta Pusat yang mengaku diperkosa tiga PNS yang dikeluarkan dua rumah sakit rujukan polisi benar adanya. Hasil visum menunjukkan tidak ada tanda-tanda bekas kekerasan seksual di organ intim dan tidak ada noda bekas cairan mani atau sperma di tubuh dan pakaiannya.
Namun Penasihat Hukum siswi SMK itu, Herbert Aritonang memiliki argumen berbeda. Ia meyakini ada bekas sperma di rok kliennya yang membuktikan sebagai korban pelecehan seksual. Herbert pun ragu dan hendak memeriksakan kliennya secara sepihak di rumah sakit pilihan.
"Ya kalau mereka mau periksa hasil visum sendiri, silakan saja. Hasil visum yang kami sertakan itu dari dua rumah sakit, satu dari RSCM dan satu lagi dari dokpol (Dokter Polisi) RS Polri Kramatjati. Hasil dari kedua rumah sakit itu, enggak ada sperma maupun luka baru," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Tahan Marpaung ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (12/8/2016).
Advertisement
Menurut Tahan, hasil visum yang dijadikan dasar polisi dalam menyelidiki kebenaran laporan siswi magang sudah kuat, karena diterbitkan rumah sakit internal dan eksternal Polri.
"Itu kan dari RSCM, bukan polisi. Lagian kalau dokter polisi juga kan sudah disumpah mereka. Jadi mereka pasti menyatakan yang sebenarnya," kata dia.
Meski tidak ada indikasi pelecehan seksual, hingga kini Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat belum menghentikan proses hukumnya. Polisi masih menunggu hasil pemeriksaan psikologi M dari Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk kemudian menjadi bahan pertimbangan polisi.
"Kan kalau SP3 itu ada mekanismenya. Kalau semua proses penyidikan sudah selesai, nanti kami ajukan gelar perkara karena masih menunggu proses pemeriksaan psikologi pelapor juga," Tahan memungkas.
Sebelumnya Herbert Aritonang mengungkapkan keyakinannya ada bercak sperma di celana dalam dan rok korban akibat tindak perkosaan PNS Kotamadya Jakarta Pusat berinisial AA, H dan Y.
"Sebenarnya kuncinya ada di visum, ada noda sperma, baik di celana dalam korban dan rok. Dari hasil pemeriksaan dokter dan juga hasil medis ada luka. Nah ini kan harusnya itu prioritas polisi, 'Noda siapa ini?' Lalu disinkronkan," ucap Herbert di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Selasa 9 Agustus.