Sukses

Barometer Pekan Ini: Menyoal Penganiayaan Guru Makassar

Selama ini kasus perselisihan guru dengan murid sering kali dipicu masalah sepele.

Liputan6.com, Makassar - Ratusan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Makassar, Sulawesi Selatan, hari itu pergi ke sekolah bukan untuk belajar. Mereka menggelar unjuk rasa dan mengecam pemukulan terhadap Dasrul, salah satu guru yang selama ini justru dikenal baik dan sabar.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (13/8/2016), selain para siswa, aksi itu juga diikuti oleh puluhan alumni SMKN 2 Makassar.

Dengan membentangkan spanduk mereka meminta agar pelaku pemukulan guru mereka dihukum seberat-beratnya. Usai berkumpul di sekolah para siswa itu kemudian melanjutkan aksi ke Polsek Tamalate, Makassar, yang menangani kasus ini.

Pemukulan terhadap Muhamad Dasrul menuai simpati dari masyarakat di dunia maya. Banyak yang menyesalkan guru yang menegur siswanya untuk mendidik itu justru dianiaya.

Dengan muka babak belur Dasrul datang ke Mapolsek Tamalate untuk melaporkan pengeroyokan dan penganiayaan yang menimpanya.

Pemukulan itu terjadi pada Rabu, 10 Agustus 2016, ketika ia menegur salah seorang muridnya, MA. Teguran itu diberikan karena MA tidak membawa tugas menggambar.

Mendapat teguran, MA justru mengeluarkan kata-kata kasar dan mengadu pada orangtuanya telah dipukul. Sang ayah, Adnan Ahmad, kemudian datang ke sekolah lalu mengeroyok Dasrul bersama anaknya hingga korban berdarah-darah.

Kini MA yang baru berusia 15 tahun harus menerima akibat perbuatannya. Bersama sang ayah ia ditetapkan sebagai tersangka dan dikenakan pasal tentang pengeroyokan dan kekerasan dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.

Selama ini kasus perselisihan guru dengan murid sering kali dipicu masalah sepele. Bahkan, sudah beberapa kali kasus seperti ini berujung dengan laporan ke polisi.

Pada Mei 2013, Aop Saepudin guru honorer SDN Panjalin Kidul V, Majalengka, Jawa Barat, yang memotong rambut gondrong siswanya, dihukum percobaan di tingkat pengadilan negeri. Namun ia dibebaskan MA karena dianggap tengah menjalankan tugas sebagai pendidik.

Februari 2016 Samhudi, guru SMP Raden Rahmad, Sidoarjo, Jawa Timur, mencubit murid karena tidak salat duha. Ia divonis enam bulan penjara masa percobaan.

Agustus 2015, Nurmayani, guru SMPN 1 Bantaeng, Sulawesi Selatan, sempat ditahan karena mencubit murid. Kasus ini berakhir damai setelah meminta maaf.

Dan Rabu lalu, Muhamad Dasrul, guru SMKN 2 Makassar, Sulawesi Selatan, dikeroyok orangtua murid dan siswa. Siswa tidak terima ditegur karena tidak membuat tugas.

Bagaimana perselisihan antara guru dan murid ini masih sering terjadi ? Simak ulasan selengkapnya dalam Barometer Pekan Ini yang ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (13/8/2016) di bawah ini: