Sukses

Top 3: Risma: Pak Ahok Kalau Ngomong Pakai Data

Ahok menyebut Surabaya hanya sebesar Jakarta Selatan, sehingga tidak dibutuhkan waktu lama untuk menyulapnya menjadi kota yang rapi.

Liputan6.com, Jakarta - Kemarahan Tri Rismaharini kepada Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berawal pada Kamis 11 Agustus 2016. Ketika itu mantan Bupati Belitung Timur itu membandingkan soal luas Jakarta Selatan dan Surabaya.

Awalnya Ahok hanya ingin belajar dari Risma soal pengelolaan kota, terutama trotoar. Tapi justru menyinggung Risma.

Ahok menyebut Surabaya hanya sebesar Jakarta Selatan, sehingga tidak dibutuhkan waktu lama untuk menyulapnya menjadi kota yang rapi.

Selain perseteruan antara Ahok dan Risma, kabar lainnya yang tak kalah menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal News adalah tentang cara Bung Karno melamar Rahmi untuk Hatta dan persiapan Golkar untuk kembali mencalonkan Jokowi sebagai capres pada Pemilu 2019.

Berikut berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 News:

1. Babak Baru Perseteruan Dua Bintang, Ahok Vs Risma

Wali Kota Tri Rismaharini berbagi pengalaman menata Kota Surabaya kepada delegasi Konferensi Permukiman di Perkotaan antar-Negara PBB.

Belum juga memulai harinya sebagai Gubernur DKI Jakarta, pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu mendapatkan pesan singkat dari sang ibu yang bernada marah. 

Selain sang ibu, orang-orang terdekat Ahok, seperti adiknya juga marah karena Ahok membuat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sakit hati.

"Lu tahu enggak, ini Risma orang baik jujur kayak lu ya. Ini orang baik, kenapa lu cari musuh?" ujar Ahok ucapan ibu, adik dan rekan-rekannya saat memarahinya.

Amarah Risma kepada Ahok ini berawal pada Kamis 11 Agustus 2016 ketika mantan Bupati Belitung Timur itu membandingkan luas Jakarta dan Surabaya.

"Kalau ngomong harus pakai data. Saya kalau ngomong selalu pakai data. Bukan berarti saya sombong, tapi saya enggak mau kalau Surabaya itu dibandingkan terus. Saya paham, dia lebih besar, dia gubernur, saya wali kota. Tapi janganlah berbuat sampai warga Surabaya marah," ucap Risma.

Risma mengaku bingung mengapa Ahok sering menyebut Kota Surabaya seakan tidak bisa dibandingkan dengan Jakarta. Padahal, sejauh ini Risma tidak pernah membandingkan Surabaya dengan kota-kota lain.

Selengkapnya...

2. Cerita Bung Karno Melamar Rahmi untuk Bung Hatta

Bung Hatta (Liputan6.com/Trie yas)

Sukarno datang ke rumah keluarga Rachim di Jalan Burgemeester Coopweg 11, Bandung (kini bernama Jalan Pajajaran).

Dalam perbincangan, pria yang kelak memproklamasikan kemerdekaan Indonesia itu bertanya ke tuan rumah, "Siapa gadis tercantik di Bandung?” 

Beberapa waktu kemudian, sesudah kemerdekaan, Sukarno datang lagi. Kali ini bersama dokter pribadinya, dr Soeharto.

"Begini, saya datang mau melamar," kata Sukarno sebagaimana dikutip Ny HSSA Rachim dalam buku Bung Hatta: Pribadinya dalam Kenangan.

"Melamar siapa?"

"Melamar Rahmi."

"Untuk siapa?"

"Untuk teman saya, Hatta."

Selengkapnya...

3. 'Mesin' Golkar Siap Kerja untuk Jokowi dan Ahok

Presiden Jokowi berdiri disamping Ketum Golkar Setya Novanto saat menghadiri Penutupan Rapimnas I Partai Golkar 2016 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (28/7). Sejumlah pimpinan lembaga, menteri dan pimpinan partai turut hadir. (Liputann6.com/Johan Tallo)

Partai Golkar sebagai pendukung pemerintahan Jokowi-JK, kini tak hanya fokus pada Pilkada DKI Jakarta dengan mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Partai beringin itu juga konsen pencalonan Jokowi sebagai capres pada Pemilu 2019.

"Melakukan rekonsiliasi dan konsolidasi di tingkat pusat maupun daerah dari provinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan, dan desa sesuai kehendak rakyat," ujar Novanto di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat 12 Agustus 2016.

Tak hanya itu, Novanto juga menuturkan, betapa pentingnya sosialisasi kepada masyarakat luas terkait dukungan resmi Partai Golkar terhadap Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Pilpres 2019.

Semua perencanaan tersebut, menurut mantan Ketua DPR ini, akan terlaksana dengan baik melalui uluran tangan musyawarah daerah (musda) Golkar.

Selengkapnya...