Sukses

Saat Langkah Arcandra Tahar dan Gloria Terhenti di Istana Jokowi

Anggota Paskibraka Gloria Natapradja Hamel menangis dan sangat kecewa karena tiba-tiba dicoret dari daftar anggota Paskibraka nasional.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang peringatan hari Kemerdekaan RI, rakyat Indonesia dihebohkan oleh dua kasus terkait kewarganegaraan. Kasus ini menjadi sorotan lantaran menimpa orang penting yakni Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar, dan satu lagi menimpa seorang anggota Paskibraka nasional Gloria Natapradja Hamel.

Heboh soal kewarganegaraan Arcandra terjadi sejak Sabtu 14 Agustus 2016. Tiba-tiba beredar kabar yang menyebutkan Menteri yang dilantik Presiden Jokowi 27 Juli 2016, untuk menggantikan Menteri ESDM sebelumnya Sudirman Said, berkewarganegaraan ganda.

Disebutkan, Arcandra yang sebelumnya menjabat presiden pada perusahaan bidang energi dan perminyakan Petroneering Hoston di Texas‎, sudah menjadi warga negara Amerika Serikat melalui proses naturalisasi pada Maret 2012 setelah oath of allegiance atau sumpah setia kepada negara Amerika Serikat. Namun, dia masih memegang paspor Indonesia.

Tidak ingin dugaan ini meluas, Arcandra pun cepat-cepat merespons. Dia menegaskan, masih menjadi WNI meski telah bermukim dan berkarier di Amerika Serikat selama 20 tahun. Bahkan dia menegaskan bukti paspor Indonesia yang dapat dibuktikan validitasnya.

"Saya masih pegang paspor Indonesia, masih valid," kata Candra, Sabtu 13 Agustus 2016.

Kendati demikian, Presiden Jokowi tampaknya tak mau mengambil risiko dan memicu pro-kontra berkepanjangan. Meski Jokowi sendiri yang meminta Arcandra untuk pulang ke Indonesia memimpin Kementerian ESDM, namun pada Senin malam (15/8/2016), pukul 21.05 WIB, Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengumumkan pemberhentian Arcandra.

"Setelah memperoleh informasi dari berbagai sumber, Presiden memutuskan untuk memberhentikan dengan hormat saudara Arcandra Tahar dari posisinya sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan menunjuk saudara Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman sebagai Pelaksana tugas Menteri ESDM," kata Menteri Sekretaris Kabinet Pratikno di Istana Negara.

2 dari 2 halaman

Tangis Gloria

Sikap tegas pemerintah menyangkut masalah kewarganegaraan juga ditunjukkan dalam kasus anggota Paskibraka nasional Gloria Natapradja Hamel.

Melalui Kementerian Hukum dan HAM, anggota Paskibraka asal Jawa Barat dicoret dari daftar pasukan pengibar Bendera Merah Putih di Istana Merdeka pada hari kemerdekaan 17 Agustus nanti, setelah Gloria diketahui berkewarganegaraan Prancis.

Dalam surat bernomor AHU.4.AH.10.01-123 bertanggal 15 Agustus 2016, yang ditandatangani Direktur Tata Negara Dirjen Administrasi Hukum Umum Kemenkumham  Tehna Bana Sitepu, disebutkan Gloria memegang paspor Prancis Nomor 14AA66042 yang berlaku sejak tanggal 20 Februari 2014 sampai 19 Februari 2019.

Putri dari pasangan suami istri Didier Andre Aguste Hamel warga negara Prancis dan Ira Hartini warga negara Indonesia, ini juga memegang KITAP Nomor 2D21JE0099-Q, yang berlaku sampai 18 Juli 2021.

Disebutkan pula, Gloria tidak pernah didaftarkan oleh orangtua/walinya untuk memperoleh kewarganegaraan RI kepada Menteri berdasarkan Pasal 41 UU Nomor 12 Thun 2006 tentang Kewarganegaraan RI.

Acih Nurhayati, pengasuh Gloria Natapradja Hamel mengungkapkan, anak asuhnya itu sangat terpukul dengan kenyataan tersebut.

"Gloria nangis-nangis. Dia kecewa banget. Sedih aja tiba-tiba dia dibatalkan," ujar Acih yang mengasuh Gloria sejak lahir, Senin (15/8/2016), di Depok, Jawa Barat.

"Di BBM-nya dia itu tertulis, 'Aku cinta Indonesia. Merah-merah putih Indonesia. Demi Indonesia. Aku cape-cape, panas-panas, kalau tahu begini dari awal dong," ujar Acih membeberkan status BBM Gloria, Senin (15/8/2016), di Depok, Jawa Barat.

Sebelumnya, Gloria (16) mengaku sangat bangga bisa lolos menjadi anggota pasukan Paskibraka nasional. Apalagi dia telah berlatih di Istana. Dia juga mengungkapkan kecintaannya terhadap Indonesia.

"Indonesia itu besar sekali. Indonesia memiliki kultur yang tidak dimiliki negara lain. Setiap provinsi saja bahasanya sudah berbeda-beda, itu sebuah estetika yang tidak akan mungkin bisa didapat di Prancis," kata Gloria.

Keramahan orang-orang Indonesia kian memantapkan Gloria memilih sebagai WNI. "Beda dengan orang Prancis yang sangat introvert. Saya juga nyaman di sini karena saya punya banyak teman-teman yang bisa membantu saya dalam segala hal," kata Gloria yang mengaku akan sedih jika harus berpisah dengan teman-teman peserta Diklat Paskibraka 2016 lainnya.