Sukses

Top 3: PSK Maroko di Bogor Menjamur, Tarif Anjlok

Awalnya sekali kencan mereka bisa mengantongi Rp 5 juta, kini hanya Rp 3 juta untuk sekali kencan.

Liputan6.com, Bogor - Bisnis prostitusi di kawasan Puncak, Cisarua Bogor, Jawa Barat semakin berkembang. Terbukti dengan semakin bertambahnya jumlah PSK asal Timur Tengah atau yang biasa disebut magribi di kawasan ini. 

Disebut magribi karena mereka kerap keluar setiap magrib dan melakukan pesta setiap malam, sehingga kerap mengganggu ketertiban umum.

Bertambahnya jumlah PSK asal Maroko di Bogor membuat tarif kencan para perempuan ini anjlok. Awalnya sekali kencan mereka bisa mengantongi Rp 5 juta, kini hanya Rp 3 juta untuk sekali kencan.

Hingga malam ini berita PSK Maroko paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal News, Selasa (16/8/2016).

Berita lainnya yang tak kalah populer adalah tentang status kewarganegaraan anggota Paskibraka Gloria Natapradja Hamel dan Arcandra Tahar dan makna di balik senyum dan sikap tenang Jessica Wongso dalam persidangan ke-12 kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin.

Berikut uraian selengkapnya berita populer yang terangkum dalam Top 3 News;

1. Persaingan Ketat, PSK Maroko di Puncak Banting Harga

Wanita asal Maroko menghindari sorotan kamera media saat berada di kantor Imigrasi, Jakarta, Kamis (11/6/2015). Dalam keterangannya, pihak Imigrasi mengamankan sejumlah wanita yang diduga PSK asal Maroko di Bogor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Tarif perempuan pekerja seks komersial (PSK) asal Maroko di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat turun. Bertambahnya jumlah PSK asal Timur Tengah (Timteng) ini disinyalir menjadi faktor utama anjloknya tarif kencan.

Dari pengakuan para PSK Maroko yang terjaring di kawasan Puncak, Bogor, kini tarif mereka Rp 3 juta untuk sekali kencan.

Bertambahnya jumlah PSK Maroko disinyalir menjadi faktor utama anjloknya tarif kencan. Padahal, konsumen di Puncak relatif tetap.

"Kalau faktor utamanya saya enggak tahu. Tapi PSK ini ibarat gunung es. Jumlahnya bertambah terus, konsumen segitu saja," ujar dia.

"Alasan keamanan, mereka tidak mau kalau melayani pria lokal," kata dia.

Selengkapnya...

2. Gloria dan Arcandra Masih Indonesia

(Liputan6.com/Istimewa)

Berayahkan seorang seniman dari Prancis dan ibu orang Indonesia membuat Gloria Natapradja Hamel, seorang anggota Paskibraka tak bisa melanjutkan langkahnya untuk mengibarkan bendera Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta pada 17 Agustus besok.

Bukan karena Gloria melakukan kesalahan, melainkan karena status kewarganegaraannya. 

Persoalan serupa juga terjadi pada seorang ‎Arcandra Tahar yang berstatus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Padahal belum genap sebulan dia duduki kursi itu.

Disebutkan, Candra menjadi warga Negara Amerika Serikat melalui proses naturalisasi pada Maret 2012 dengan diambilnya oath of allegiance atau sumpah setia kepada negara AS.

Namun tak peduli seberapa kencang angin menggoyang, Gloria dan Arcandra mengaku masih warga negara Indonesia (WNI).

Selengkapnya...

3. Makna di Balik Senyum dan Sikap Tenang Jessica dalam Sidang

Terdakwa pembunuhan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso saat menjalani sidang lanjutan di PN Jakarta Pusat, Senin (15/8). Sidang tersebut dengan agenda pendengaran Saksi ahli psikologi klinis Antonia Ratih Handayani. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dalam persidangan pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso, Psikolog lulusan Universitas Indonesia (UI) menyampaikan analisanya bahwa Jessica memiliki kepribadian narsistik, yang sangat suka menjadi pusat perhatian. 

"Merujuk pada hasil analisa saya, kita berbicara tentang personality profile. Menjadi center of attention memberikan energi kepada Jessica," ujar Ratih.

Senyum pertama Jessica yang terpantau Liputan6.com adalah saat ayahanda Mirna, Darmawan Salihin bersaksi di sidang keempat kasus pembunuhan Mirna. Saat itu Darmawan mengungkapkan banyak spekulasi hingga ditegur hakim.

Selengkapnya...