Sukses

Tanggapan Public Figure Terhadap Insiden di Terminal 3 Soetta

Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten telah resmi beroperasi hampir dua pekan lamanya sejak pembukaan.

Liputan6.com, Jakarta Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten telah resmi beroperasi hampir dua pekan lamanya sejak pembukaan. Bagi siapapun yang pertama kali ke Terminal 3 bisa dipastikan akan dibuat berdecak kagum.

Tak salah memang jika Terminal Baru yang dikelola Angkasa Pura II disebut-sebut menyaingi bandara Changi, Singapura. Ya, secara fasilitas dan daya tampung calon penumpang Terminal 3 memang selangkah lebih maju dibandingkan "kakak" nya, yaitu Terminal 1 & 2.

Tak sembarang bandara bisa melayani landing dari pesawat jumbo jet Airbus A380 karena dibutuhkan landasan khusus untuk meladeni bobot pesawat raksasa tersebut, tapi kini Terminal 3 mampu melayaninya. Soal penggunaan energi pun Angkasa Pura II telah menerapkan teknologi ramah lingkungan dengan hanya menggunakan lampu LED untuk pencahayaan serta solar cell sebagai sumber energinya. 

Dari segi keamanan juga terbilang luar biasa, setiap sudut bandara tak luput dari pantaun puluhan CCTV yang siap memantau pergerakan penumpang. Hebatnya, jika ada barang tertinggal, CCTV secara otomatis akan menyorot dan di-zoom, dengan begitu petugas akan bisa segera mengamankan sebelum ditemukan orang lain.

Sayangnya, karena insiden genangan yang terjadi pekan lalu seolah menyudutkan terminal yang akan menjadi kebanggaan Indonesia ini. Padahal, insiden genangan tersebut dapat ditangani dalam kurun waktu waktu tiga puluh menit dan terlanjur viral di media terutama sosial media. 

Umumnya mereka bertanya-tanya soal kesiapan Terminal 3. Presenter kawakan Muhammad Farhan juga ikut mengomentari kehadiran Terminal 3.

"Kehadiran terminal 3 ultimate adalah hal yg saya tunggu-tunggu sebagai seorang penumpang, karena T1 dan T2 sudah tak layak dan tak dapat menampung banyak penumpang." ujar Farhan.

Lebih jauh ketika ditanya mengenai insiden yang terjadi dan mengomentari dari sudut pandang pengguna transportasi udara yang intens ia memilih sikap berbeda.

"Kalau kita tidak buru-buru melakukan sesuatu yang bisa kita lakukan maka kita tak akan bisa belajar. Insiden yang terjadi di Terminal 3 kemarin ternyata memang mengganggu kenyamanan dan menimbulkan ketidakpercayaan, walaupun dalam waktu 30 menit dapat terselesaikan dengan sangat baik. Tetapi efek media sungguh luar biasa terutama sosial media." 

"Namun saya mengambil sikap begini saja, bahwa apa yang terjadi kemarin adalah sebuah hal yang biasa terjadi ketika kita menghadapi berbagai macam perubahan besar. Maka kita hadapin saja bersama-sama. Posisi mana yang mau kita ambil, pilih menjadi sebagai profesional compliner atau kita sebagai kelas menengah yang mau pintar komplain dan menuntut segala macam hal itu boleh-boleh aja."

Hal senada juga diutarakan oleh Carmelita Hartoto, pengusaha yang telah lama malang melintang di di dunia pelayaran tanah air. Pengusaha kelahiran Surabaya ini ikut mengomentari insiden yang sama.

"Saya rasa tujuan dari pemerintah ialah mengurangi kepadatan dari T1 dan T2, apalagi terjadi keluhan-keluhan dari masyarakat dan wisatawan makanya lahir T3. Namun, terkait kekurangan dari terminal 3 memang tidak bisa dipungkiri. Tapi saya yakin pihak manajemen Angkasa Pura II terus berupaya melakukan perbaikan-perbaikan." ujar Carmelita.

Melihat reaksi negatif publik akibat insiden genangan tersebut, ia memberikan saran kepada pihak Angkasa Pura II.

"Saya berharap Angkasa Pura II dengan Terminal 3- nya terus berkomunikasi dengan masyarakat yang dirundung kekecewaan. Angkasa Pura II diharap terus menerima masukkan-masukkan dari masyarakat dan juga bekerja cepat untuk menyelesaikan permasalahannya. Sekarang memang sudah kejadian tapi sikap yang paling baik adalah untuk terus berusaha memperbaiki." Kata Carmelita.

"Apapun yang dibuat oleh terminal 3 ini adalah untuk kepentingan bersama, mau baik mau manis karena ini adalah kepemilikan kita bersama maka kita ikut benahi bersama-sama, toh ini bukan hal baru di dunia internasional." tambah Farhan.

Angkasa Pura II sebagai pengelola Terminal 3 tentunya terus berupaya memperbaiki segala kekurangan yang ada. Dukungan dan masukkan dari masyarakat akan menjadi cambuk untuk selalu melakukan yang terbaik ke depannya dan harapan besar tentu saja menjadikan Terminal 3 kebanggaan Indonesia di mata internasional.

(Adv)