Liputan6.com, Jakarta - Sidang lanjutan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso menghadirkan psikiater forensik, dr Natalia Widiasih Raharjanti. Dalam keterangannya, dr Natalia membeberkan adanya perubahan kepribadian Jessica.
"Kalau kita lihat selama kehidupannya pada 2007-2008, Jessica baik-baik saja. Tapi pada Desember 2015 banyak masalah yang membuat dia tidak nyaman," ungkap Natalia di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2016).
Baca Juga
Dari data kepolisian Australia yang dipelajarinya, ada perubahan terhadap kepribadian Jessica Wongso pada Januari 2015. Saat itu Jessica baru saja putus dengan pacarnya.
Advertisement
"Kalau kita pelajari dari pola relasi, transkrip SMS dan e-mail, memang perubahan pada Januari, setelah (Jessica) putus (dengan pacarnya). Sebelumnya, semua rekan kerjanya bilang Jessica sangat baik, ramah pada orang lain, tak pernah lihat ada yang salah. Baru kaget pas (Jessica) masuk rumah sakit, marah, (ini) ada hubungannya dengan putus pacar," beber Natalia.
Meski begitu, kesimpulan dari hasil pemeriksaanya, Jessica dinyatakan tidak mengalami gangguan jiwa berat. "Pada terperiksa Jessica Kumala Wongso kami simpulkan selama pemeriksaan tidak didapatkan tanda-tanda gangguan jiwa berat," Natalia menegaskan.
Wayan Mirna Salihin tewas usai menyeruput es kopi Vietnam yang mengandung sianida di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, 6 Januari 2016. Teman Mirna, Jessica Wongso kini menjadi terdakwa dalam kasus dugaan pembunuhan berencana ini.