Sukses

3 Masalah Penyulut Emosi Jessica Wongso

Ahli psikiater forensik Natalia Widiasih Raharjanti menilai seluruh permasalahan terkait dengan relasi.

Liputan6.com, Jakarta - Pada persidangan ke-13 kasus kopi maut sianida, ahli psikiater forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Natalia Widiasih Raharjanti menyimpulkan masalah-masalah yang dapat menyulut emosi terdakwa Jessica Kumala Wongso.

Menurut Natalia, selama proses pemeriksaan oleh tim psikiater RSCM pada 11 dan 16 Februari lalu, Jessica selalu terlihat tidak lazim ketika ditanyai mengenai masalah hubungan atau relasi intim.

"Kelihatannya dari hasil pemeriksaan kemarin, semua (yang menyulut emosi Jessica) berhubungan dengan permasalahan relasi," ujar Natalia di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2016).

Natalia menguraikan tiga masalah besar yang dialami Jessica, yaitu masalah kedekatan intim, masalah kebutuhan untuk didampingi, dan masalah keuangan dalam keluarga.

"Rata-rata masalahnya itu terkait relasi. Masalah kebutuhan Jessica terhadap dukungan dan pendampingan, satu lagi masalah keuangan. Tiga masalah itu yang saya lihat bikin dia emosinya naik," ucap Natalia.

Selain tiga permasalahan di atas, Natalia menambahkan, permasalahan pasca-kecelakaan lalu lintas di Australia yang membuat Jessica dipaksa mengikuti persidangan, jika diungkit akan mampu mengekskalasi agresivitasnya.

"Salah satunya juga kasus kecelakaan lalu lintas di Australia. Ketika diungkit itu, bisa juga mengeskalasi agresivitas Jessica," Natalia memaparkan.

2 dari 2 halaman

Jinak

Pada keterangan Natalia sebelumnya, ia juga melontarkan bagaimana "jinaknya" Jessica ketika ada orang, baik itu kuasa hukum atau keluarga yang mendampingi ia selama proses pemeriksaan.

"Jessica tampil lebih tenang, tidak terpicu emosi ketika dia didampingi," ucap Natalia.

Di persidangan ke-12 pada Senin, 15 Agustus 2016, ahli psikologi klinis dr Antonia Ratih Andjayani menuturkan kesulitannya dalam mengupas seluk beluk hubungan intim Jessica.

"Dari jawaban yang ditampilkan, ada hal-hal yang tidak bisa kami lanjutkan, terutama tentang permasalahan hubungan, masa lalu, emosi lebih dalam itu tidak mampu tergali," Ratih menjelaskan. (Winda Prisilia)