Sukses

Sulit Ditertibkan, PSK di Depok Terus Bertambah

Para PSK di Depok umumnya bekerja di wisma, kos, atau hotel.

Liputan6.com, Depok - Pemerintah Kota Depok kesulitan memberantas wanita pekerja seks komersial (PSK). Sebab, wanita yang menjajakan tubuhnya kepada para pria hidung belang ini dilakukan secara terselubung.

"Kalau ada lokalisasi gampang ditertibkan. Orang kita enggak punya lokalisasi," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Depok Nina Suzana kepada Liputan6.com, Depok, Jawa Barat, Senin (22/8/2016).

Nina menjelaskan, berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS Kota Depok, jumlah PSK pada 2014 mencapai 1.033 orang. Angka tersebut terus bertambah tiap tahun, sebab para pekerja seks ini selalu melakukan kegiatannya tersembunyi.

"Mereka itu melakukannya selalu di wisma, kos-kosan, hotel. Parahnya lagi, kebanyakan yang kita tangkap berada di usia produktif," ujar wanita yang sebentar lagi menjabat Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok.

Nina berharap Kota Depok bisa terbebas dari prostitusi atau PSK. "Kita sih berharap bebas. Sesuai religiusnya (Kota Depok), kita akan terus berupaya ke arah sana. Kita razia terus walaupun dengan razia, belum tentu membuat WPS (wanita pekerja seks) ini jera," pungkas Nina.

Kementerian Sosial Khofifah Indar Parawansa menargetkan, Indonesia bebas prostitusi pada 2019.