Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Rusun Cipinang Besar Selatan (Cibesel), Jatinegara, Jakarta Timur. Meski sempat mendapat penolakan dari warga, dia tetap memutuskan untuk datang dan meresmikan RPTRA tersebut.
"Saya kan dikirimin (whatsapp) dari Pak Wali Kota (Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana), supaya tidak datang. Tidak kondusif. Ini adalah tempat keempat yang mengancam saya tidak boleh datang," tutur Ahok di Rusun Cibesel, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (23/8/2016).
Ahok menyatakan tidak gentar menghadapi hal itu. Sebab, dia merupakan wakil dari negara yang akan menjalankan tugas sesuai dengan perencanaan dan rumusan kemaslahatan masyarakat. "Saya kan bukan Ahok, saya gubernur. Kalau gubernur, pemerintah, harus takut dengan ancaman seperti itu, ya bubar aja negara," kata dia.
Advertisement
Mantan Bupati Belitung Timur itu menegaskan, jika ada sekelompok orang atas nama rakyat yang mengancam pejabat untuk bertugas, itu merupakan bentuk perlawanan terhadap konstitusi.
"Kami disenjatai dengan lengkap untuk menegakkan konstitusi. Siapapun yang bertentangan dengan konstitusi, akan kami lawan. Itu sumpah jabatan saya," jelas Ahok.
Ahok yang akan kembali maju ke Pilkada DKI 2017 melalui jalur parpol itu menyatakan, tidak suka diancam. Jika memang tidak suka kepadanya, dia mempersilakan untuk menurunkan lawan dan saling memperebutkan kursi DKI 1 dalam pilkada 15 Februari 2017.
"Apalagi menjual suku, agama, dan ras. Anda melawan UU, jadi tolong saya tegaskan sekali lagi, kalau Anda menonton provokator, yang otaknya di belakang yang kumpul, saya ingatkan saudara semua, jangan coba-coba lawan konstitusi ini di Republik ini. Karena konstitusi ditegakkan dengan darah dan nyawa para pejuang," kata Ahok.