Sukses

Jejak Perusahaan Rekanan Dinas Tata Air dalam Kasus Sanusi

Aset kekayaan Mohamad Sanusi yang tak sinkron dengan penghasilannya, berjumlah Rp 45 miliar lebih plus US$ 10 ribu.

Liputan6.com, Jakarta - Aset kekayaan Mohamad Sanusi yang tak sinkron dengan penghasilannya, berjumlah Rp 45 miliar lebih plus US$ 10 ribu. Aset itu berupa tanah dan bangunan serta kendaraan bermotor.

Hal itu tertera dalam dakwan jaksa penuntut umum (JPU)‎ yang menggunakan UU Tindak Pencucian Uang (TPPU) kepada eks Ketua Komisi D DPRD DKI tersebut.

Aset kekayaan Rp 45 miliar lebih itu terungkap dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (24/8/2016), yang diduga hasil pemberian dari sejumlah perusahaan rekanan Dinas Tata Air Pemerintah Provinsi DKI yang melakukan proyek pekerjaan antara 2012 sampai 2015.

Rinciannya, ‎dari Direktur Utama PT Wirabayu Pratama Danu Wira sebanyak Rp 21 miliar lebih. PT Wirabayu Pratama dan dari Komisaris PT Imemba Contractors Boy Ishak sejumlah Rp 2 miliar. Selain itu, Sanusi juga menerima dari pihak-pihak lain sebanyak Rp 22 miliar lebih.

Adapun, dari rincian tersebut terlihat kalau PT Wirabayu Pratama yang dikendalikan Danu Wira menjadi pihak yang paling banyak mengalirkan uang ke Sanusi.

Dari hasil penelusuran di website PT Wirabayu Pratama, www.wirabayu.com, diketahui perusahaan itu mirip seperti importir dan bergerak di banyak bidang. Salah satunya bidang komputer. Perusahaan ini melayani hardware dan software komputer serta server.‎ Bahkan, perusahaan ini juga bergerak untuk pompa air dan peralatan militer.

Di sini, meski tak fokus dalam urusan tata kelola air, perusahaan tersebut dalam kurun waktu 2012-2015 selalu mendapatkan proyek-proyek yang dilelang Dinas Tata Air Pemprov DKI. Contohnya, proyek penggantian pompa-pompa pengendali banjir di Provinsi DKI Jakarta, dan lelang belanja modal pengadaan mesin pompa air.

Dari penelusuran informasi lainnya, Sanusi rupanya sudah berteman lama dengan Danu dan Boy. Mereka memang diketahui kerap bermain proyek yang dilelang Dinas Tata Air Pemprov DKI.

'Tim kecil' mereka itu kemudian bertambah keanggotaannya dengan masuknya Aisyah Ahmad, yang merupakan orang dekat Sanusi dan Leni yang tak lain kerabat Danu.

Tim itu kemudian membagi‎ tugas. Untuk proyek yang berhubungan dengan tata kelola air ditangani Danu dan Boy. Sementara Aisyah bertugas mengatur jual-beli senjata.

Kemudian, Leni berhubungan dengan investasi dan perbankan. Sanusi sendiri berperan sebagai anggota DPRD DKI Jakarta, yang bertugas menjadi operator lobi-lobi dan jembatan bagi para pihak terkait.

Pertemanan Sanusi dan Danu khususnya, diakui penasihat hukumnya Krisna Murti. Kata Krisna, keduanya merupakan kawan karib sejak kuliah. Tapi Krisna tak mengakui‎ kalau Sanusi kunci PT Wirabayu Pratama untuk menjadi pemenang tender proyek di Dinas Tata Air Pemprov DKI.

"Kedekatannya pada saat kuliah. Dia teman kuliah, teman main Bang Uci (panggilan Sanusi) saja," ujar Krisna.