Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar mengungkap pertemuannya dengan Nasrudin Zulkarnaen sebelum bos PT Putra Rajawali Banjaran itu tewas ditembak.
Antasari bercerita, dalam program 'Mata Najwa' yang ditayangkan Rabu 24 Agustus 2016, jauh sebelum peristiwa pembunuhan itu Nasrudin pernah mendatanginya dan meminta tolong.
"Almarhum pernah datang ke saya mengatakan bahwa 'Pak hanya bapak yang bisa menolong saya'. 'Loh kenapa begitu?'" kata Antasari menceritakan percakapannya dengan Nasrudin kala itu.
"Karena sekarang orang segan dengan KPK," kata Nasrudin kepada Antasari.
Kemudian, ujar Antasari, Nasrudin mengeluarkan surat administrasi yang ditandatangani Menteri BUMN kala itu Sugiharto. Isinya, menunjuk Nasrudin sebagai salah satu direktur di RNI.
"Ini Pak salah satu legalitasnya tetapi saya belum dilantik," kata Nasrudin pada Antasari.
Namun, Antasari menolaknya, sebab dia tak memiliki kewenangan soal lantik-melantik perusahaan BUMN.
"Urusan saya adalah pemberantasan korupsi. Kalau ada info korupsi, boleh lapor ke saya," kata Antasari pada Nasrudin.
Kemudian, Nasrudin membawa segepok bukti korupsi di perusahaan BUMN kepada Antasari.
"Saya cek dan saya usut saya bawa wakil saya saat itu, Chandra Hamzah. 'Gimana akurat nggak buktinya? Akurat, saya bisa teruskan,'" kata Antasari.
Setelah KPK mengusut, kata Antasari, Nasrudin justru kecewa. Sebab yang menjadi tersangka hanya direktur keuangan. "Sedangkan dia maunya direktur utamanya," ujar Antasari.
Sejak saat itu, Nasrudin banyak memberikan laporan korupsi pada Antasari. "Tidak ada hubungan personal," kata Antasari.
Antasari: Sebelum Ditembak, Nasrudin Beri Laporan Korupsi ke KPK
Nasrudin banyak memberikan laporan korupsi pada Antasari sebagai Ketua KPK kala itu.
Advertisement