Liputan6.com, Jakarta - Dari hobi menonton film laga, petarung terbaik asal Indonesia, Francino Tirta mengawali karier bela diri bertaraf internasionalnya pada 2003 lewat ajang Mixed Martial Art (MMA) di salah satu televisi swasta dengan mengumpulkan 11 kemenangan tanpa terkalahkan.
Mixed Martial Art adalah olah raga yang memadukan tinju, karate, gulat, dan kungfu. Lewat teknik kuncian pada leher, Francino berhasil mengalahkan petarung asal Mesir Malik Arash Mawlayi dalam pertandingan MMA bertajuk MMA One Championship di Jakarta tahun 2010.
Baca Juga
Dari sinilah Frans menjadi salah satu petarung yang cukup disegani.
Advertisement
Sejak remaja, Francino Tirta memang menyukai olah raga keras ini, meski awalnya keluarga menentang.
"Saya suka nonton film kungfu, blood sport, keren sekali pada saat mereka bertarung. Saya menjadi terpukau dengan seni bela diri," ungkap Francino.
Lewat ajang The Indonesian Badass Championship, Frans berhasil mengimbangi juara dunia MMA asal Brasil Herbert Burns. Meski sempat kewalahan menghadapi Burns, pertahanan yang kuat membawanya bertahan.
"Cara termudah untuk menaruh nama Indonesia adalah dengan melawan  juara dunia," kata pria yang karib disapa Frans.
Dengan pengalamannya bertanding, pemegang sabuk hitam Brazilian Jiu Jitsu ini mendirikan sekolah seni bela diri Mixed Martial Arts tahun 2014 lalu dengan ratusan anak didik yang tersebar di Jakarta dan beberapa daerah lain.Â
Francino berharap Mixed Martial Art Indonesia tak kalah bersaing dengan negara lain dan menghasilkan petarung-petarung kelas dunia.
"Saat ini belum ada petarung-petarung Indonesia di dunia. Saya ingin ada seorang petarung dari Indonesia yang bisa bertarung di kejuaran dunia, kalau bisa jadi juara dunia," ucap Francino Tirta.
Seperti apa perjuangan Francino Tirta untuk membawa petarung Indonesia menjadi juara dunia? ? Simak aksinya dalam Pantang Menyerah yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (19/8/2016) di bawah ini:
Â