Liputan6.com, Riau - Pasca-bentrok antara warga dan polisi di Mapolres Kepulauan Meranti, Riau, aktivitas kembali berjalan normal. Kini polisi tengah menyelidiki konflik antara warga dan polisi yang telah menewaskan satu personel dan dua warga itu.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan, tidak akan segan-segan menindak jajarannya jika terbukti menganiaya tersangka Apri Andi Pratama (24), seorang pegawai honorer, hingga tewas.
"Kalau ternyata nanti hasil pemeriksaannya menyatakan bahwa dari Tim Mabes Polri dan Tim Polda melakukan penganiayaan terhadap tersangka yang sudah menyerah, saya tidak akan segan-segan untuk meminta kepada anggota yang bersangkutan di proses hukum," kata Kapolri Tito Karnavian, seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Jumat (26/8/2016).
Advertisement
Kejadian bermula pada Kamis, 24 Agustus 2016 dini hari. Apri menikam anggota Polres Kepulauan Meranti Brigadir Polisi Adil Tambunan di halaman sebuah hotel di Selat Panjang. Keduanya diduga terlibat persoalan asmara.
Apri berhasil dibekuk sekitar pukul 03.30 WIB. Saat akan ditangkap, Apri berusaha kabur dan melakukan perlawanan kepada petugas. Namun, polisi berhasil menghentikan dia dengan menembak kakinya.
Pelaku sempat dibawa ke RSUD Meranti untuk dirawat, namun nahas Apri meninggal dunia.
Puluhan warga mendatangi RSUD Meranti untuk mencoba mencari tahu penyebab kematian pegawai honorer Dinas Pendapatan Daerah Riau itu. Warga yang bertemu Kapolres Meranti menuntut polisi bertanggung jawab.
Karena tidak mendapatkan respon positif, warga pun marah dan mulai melempari Mapolres dengan batu dan kayu. Untuk meredakan kemarahan sekaligus membubarkan warga, polisi melepaskan dua tembakan peringatan.
Dalam kejadian ini seorang warga menjadi korban. Rusli meninggal dalam perjalanan ke RSUD Meranti pada pukul 2 siang. Setengah jam kemudian warga pun membubarkan diri.
Pasca-bentrokan, pengamanan Meranti diperketat. Selain satuan Brimob dari Polda Riau, personel TNI AD dari Koramil 02 Tebing Tinggi disiagakan.