Sukses

Polda Metro Jaya Pantau Kelompok ACAB Pembenci Polisi

Kelompok ACAB diduga sering menjadi sutradara sekaligus aktor kerusuhan atau perlawanan terhadap polisi.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan mengatakan, saat ini pihaknya tengah memantau kelompok yang menanamkan dan mengamalkan slogan 'All Cops are Bastard' atau ACAB.

Hendy menjelaskan, kelompok ACAB diduga sering menjadi sutradara sekaligus aktor kerusuhan atau perlawanan terhadap polisi. Khususnya saat pertandingan sepak bola.

"Target kelompok ACAB itu kebanyakan anak-anak yang di bawah umur. Mereka itu didoktrin untuk membenci polisi dengan ACAB. Semua polisi adalah brengsek," kata Hendy dihubungi Liputan6.com dari Jakarta Utara, Minggu (28/8/2016) pagi.

Dia menerangkan, penyidik juga berkoordinasi dengan Krimsus Polda Metro untuk memantau gerakan kelompok ACAB. Sebab, bukan tidak mungkin pengaruh atau doktrin kelompok ACAB juga mendorong para anak di bawah umur untuk melakukan tindak kejahatan jalanan. Seperti penodongan, pencurian kendaraan bermotor atau curanmor, begal, dan lainnya.

"Mereka punya grup di medsos (media sosial) dan kita dalami medsos-nya, termasuk ada kantong-kantong anak jalanan yang diduga mengamalkan ACAB. Ini kan bahaya pengaruhnya. Ada kelompok anak yang bawah umur dan anak-anak jalanan yang mereka itu di doktrin untuk melakukan kerusuhan dengan ACAB itu tadi," tutur Hendy.

Hendy menyebutkan, angka kejahatan jalanan atau street crime yang melibatkan anak-anak di bawah umur sudah menyentuh 20 persen dari total kejahatan. Dan kasus besar yang terbaru, yaitu pengeroyokan Brigadir Hanafi di Gelora Bung Karno, Juni lalu.

"Untuk 2016 angka kejahatan di bawah umur cukup meningkat. Di pertengahan tahun ini aja angkanya menyentuh 20 persen dan itu sudah tercapai di bulan Juli kemarin. Ini (ACAB) jadi kepedulian kita," Hendy menandaskan.

Salah satu terduga pelaku pengeroyokan Brigadir Hanafi, Jamal alias Oboy memiliki tato bertuliskan ACAB di lengannya. Oboy ditangkap bersama lima terduga pelaku lain karena terkait kerusuhan yang menyebabkan Brigadir Hanafi kritis saat Persija melawan Sriwijaya di Stadion GBK, Jumat 24 Juni 2016.

Ia ditangkap di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu 25 Juni 2016 malam. Oboy juga diduga kuat sebagai dalang kerusuhan.