Liputan6.com, Jakarta Bandara Soekarno Hatta atau biasa disebut bandara Soetta tentunya tak asing bagi warga negara Indonesia maupun ekspatriat yang sering menggunakan jasa transportasi penerbangan. Sebagai salah satu bandara tersibuk di dunia dan telah melayani penumpang selama lebih dari 31 tahun tentunya banyak hal yang perlu dibenahi.
Melayani pengguna transportasi udara dalam jangka lama tentunya diperlukan peningkatan dari banyak hal, baik dari sisi pelayanan, sistem, maupun fasilitas. Karena itulah pada 2007 dimulai pembangunan Terminal 3 oleh PT Angkasa Pura II. Memang tak singkat, pembangunan tersebut butuh waktu hampir 10 tahun lamanya sebelum akhirnya diresminak beroperasi 9 Agustus 2016 lalu.
Terminal 3 memang diproyeksikan untuk mengurangi beban penumpang dari Terminal 1 &2. Bayangkan, kapasitas kedua terminal tersebut hanya 18 juta penumpang per tahunnya, sangat berbeda jauh dengan angka di lapangan yang tercatat 88telah tembus 32 juta penumpang tiap tahunnya!
Adanya Terminal 3 tentunya akan sangat membantu, karena direncanakan akan mampu menampung 25 juta penumpang tiap tahun. Peningkatan pun tak hanya dari segi kapasitas atau daya tampung, perbedaan paling mencolok dibanding dua terminal lainnya karena Terminal 3 dibangun dengan konsep modern dan ramah lingkungan.
Terminal baru ini didirikan di atas lahan seluas 422.804 meter persegi dengan panjang 2,4 km, jauh lebih luas dari Terminal 1 & 2. Bangunan pun dibuat setinggi 5 lantai, lantai satu difungsikan untuk terminal kedatangan, lantai dua untuk terminal keberangkatan, dan tiga lantai lainnya difungsikan sebagai sarana perkantoran dan lounge.
Peningkatan dari sisi layanan lainnya adalah kemampuan untuk melayani landing pesawat jumbo jet Airbus A380. Ya, pesawat berkapasitas super banyak dengan bobot jauh lebih berat dibandingkan pesawat komersial umumnya menjadikannya membutuhkan landasan khusus. Begitu pun dengan garbarata ganda disiapkan untuk melayani penumang pesawat Airbus A380.
Soal penggunaan energi Angkasa Pura II telah menerapkan teknologi ramah lingkungan dengan hanya menggunakan lampu LED untuk pencahayaan serta solar cell sebagai sumber energi Terminal 3.
Gerbang Pariwisata Indonesia
Indonesia yang kaya akan budaya menjadi inspirasi untuk dekorasi Terminal 3 bertemakan art and culture. Pengunjung yang datang dapat menikmati indahnya ornamen-ornamen khas yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia.
Selain berguna untuk mempercantik interior, area pameran juga khusus disediakan, nantinya area ini diharapkan bisa menunjukkan Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan seni dan budaya juga akan menjadi ajang promosi budaya dan wisata di Indonesia pada calon penumpang.
Insiden genangan yang terjadi beberapa pekan lalu seolah menyorot Terminal 3 sebagai bandara yang tidak layak. Padahal sebagai bangsa Indonesia tentunya kita harus mendukung penuh upaya pihak-pihak terkait dalam hal ini PT Angkasa Pura II untuk terus berbenah dan menghadirkan layanan yang lebih baik.
Langkah PT Angkasa Pura II (Persero) menambah kapasitas penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang harus didukung semua pihak. Sebab hal ini dapat berdampak pada citra bangsa sekaligus meningkatkan perekonomian Indonesia.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto mengatakan, dengan kepadatan bandara yang dulu terjadi, tidak dimungkiri menurunkan daya saing Indonesia di mata dunia. Dampak lanjutannya adalah kepada perekonomian nasional.
"Apakah kita tidak malu, jika dengan kepadatan bandara kita selalu dikeluhkan semua pihak termasuk wisatawan. Untuk itulah semua pihak harus mendukung apa yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan PT Angkasa Pura II seperti pembangunan Terminal 3 yang baru, renovasi Terminal 1 dan 2," kata Carmelita, Rabu (24/8/2016).
Terkait sejumlah kekurangan yang terjadi diTerminal 3 belum lama ini, menurut dia, hal tersebut merupakan hal yang wajar. Sebab bandara yang baru resmi beroperasi pada 9 Agustus, baru sebagian bisa terpakai atau sekitar 40 persen.
"Karena belum 100 persen wajarlah jika masih ada kekurangan. Walaupun demikian, hal ini terus diperbaiki oleh pihak pengelola. Kita menyaksikan kalau manajemen PT Angkasa Pura II terus melakukan upaya peningkatan pelayan secara sungguh-sungguh," dia menuturkan.
Hal yang senada juga dikatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) saat menggelar kunjungan kerja ke Terminal 3 belum lama ini. JK mengakui masih banyak kekurangan di awal operasional Terminal 3. Namun, dia bisa memaklumi sebab hal tersebut sebagai satu hal yang lumrah.
Menurut Wapres, justru dari berbagai kekurangan tersebut harus menjadi masukan bagi Angkasa Pura II dan kontraktor untuk terus melakukan perbaikan demi memenuhi standar yang layak.
"‎Semua fasilitas yang baru pasti ada hal yang kurang, atau hal yang lebih. Justru di situlah namanya uji coba atau soft opening, atau operasi bagian demi bagian untuk mengetahui apa yang sudah sempurna dan belum. Ini memang justru saya minta mencari kesalahan dan kekurangannya," jelas Wapres.
Â
(Adv)
Advertisement