Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri meminta seluruh masyarakat ikut mengawal jalannya Pemilihan Umum atau Pemilu 2024. Megawati memberi sinyal akan adanya kecurangan dalam Pemilu 2024.
Hal itu pun ditanggapi Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi. Teddy menilai apa yang disampaikan Megawati belum bisa dipertanggungjawabkan.
Baca Juga
"Megawati Soekarnoputri membuat pernyataan negatif tentang kecurangan dalam Pemilu, membuat tuduhan tanpa memiliki data sama sekali, hanya menyebarkan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan," ujar Teddy melalui keterangan tertulis, Senin (13/11/2023).
Advertisement
Teddy pun berharap agar tidak membuat informasi hoaks atau kabar bohong, apalagi untuk melampiaskan kekecewaan dan kemarahan karena keinginan tidak sesuai dengan kenyataan.
"Apa yang disampaikan dalam keadaan yang tidak terkontrol, bisa menjadi boomerang," ucap dia.
"Saya hanya mau menyampaikan kepada ibu bahwa, dulu sewaktu belajar mengaji, ustaz saya pernah mengatakan, 'orang yang terbiasa berbuat curang atau terbiasa melakukan hal yang tidak benar, selalu menganggap orang lain sama seperti dirinya'. Jangan sampai akhirnya masyarakat menganggap bahkan sampai meyakini bahwa pencapaian ibu selama ini dilakukan dengan cara-cara yang tidak benar," jelas Teddy.
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meminta seluruh masyarakat ikut mengawal jalannya Pemilu 2024 mendatang. Megawati memberi sinyal akan adanya kecurangan dalam Pemilu 2024 mendatang.
"Jangan biarkan kecurangan Pemilu 2024 yang akhir ini terlihat sudah mulai akan terjadi lagi. Gunakan hak pilihmu dengan tuntunan nurani," ujar Megawati dalam pidatonya yang disiarkan di Youtube, Minggu 12 November 2023.
"Rakyat jangan diintimidasi seperti dulu lagi," Megawati menambahkan.
Â
Megawati Soekarnoputri Singgung soal Keputusan MKMK
Awalnya Megawati dalam pidatonya menyinggung soal keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang tetap berdiri kokoh meski menghadapi rekayasa hukum konstitusi.
"Jangan lupa, kita adalah bangsa pejuang. Kita bangsa yang mampu mengatasi berbagai cobaan sejarah. Karena itulah dalam situasi seperti ini, mari kita kawal Pemilu 2024 dengan nurani dan sepenuh hati," kata Megawati.
Megawati kemudian mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta dalam menentukan calon pemimpin Republik Indonesia periode 2024-2029.
"Kita jadikan Pemilu 2024 sebagai momentum untuk mendapatkan pemimpin terbaik yang benar-benar mewakili seluruh kehendak rakyat Indonesia, mengayomi, agar Indonesia menjadi bangsa hebat, unggul, dan berdiri di atas kaki sendiri," kata Megawati.
Tak hanya itu, Megawati juga menyarankan kepada seluruh elemen bangsa untuk berani menyuarakan kebenaran. Menurut dia, sudah menjadi kewajiban bagi seluruh warga negara untuk bersuara agar tidak terjadi kesewenang-wenangan.
"Karena itulah terus genggam erat semangat reformasi itu! Jangan lupa, terus kawal demokrasi berdasarkan nurani! Jangan takut untuk bersuara, jangan takut untuk berpendapat, selama segala sesuatunya tetap berakar pada kehendak hati rakyat," kata dia.
Â
Advertisement
Cerita Megawati soal Awal Pembentukan MK: Harus Bermanfaat Bagi Rakyat, Bukan Perorangan
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengaku prihatin dengan apa yang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK).
Apalagi, hakim MK diberi sanksi atas putusan batas usia calon presiden dan calon wakil presiden (batas usia capres-cawapres) di bawah 40 dan pernah menjadi kepala daerah.
Megawati Soekarnoputri kemudian teringat momen di mana dirinya saat menjadi Presiden ke-5 RI membentuk dan mendirikan MK.
"Apa yang terjadi saat ini, mengingatkan saya, ketika sebagai Presiden Republik Indonesia saat itu, diperintahkan melalui perubahan ketiga UUD 1945 yang diatur dalam Pasal 7b, Pasal 24 ayat 2, dan Pasal 24c, tentang dibentuknya Mahkamah Konstitusi," ujar Megawati dalam pidatonya yang disiarkan di YouTube, Minggu 12 November 2023.
Megawati menyebut, dirinya saat itu sangat serius dalam membentuk dan mendirikan MK. Bahkan, dia mengaku memilih sendiri lokasi gedung MK yang akhirnya dekat dengan Istana Negara.
Menurut dia, MK didirikan bukan untuk kepentingan pribadi maupun golongan, melainkan demi kepentingan seluruh rakyat Indonesia.
"Dengan perannya yang begitu penting, saya sangat serius menggarap pembentukannya. Saya sebagai presiden didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara, mencarikan sendiri gedungnya dan saya putuskan berada di dekat Istana, yaitu suatu tempat yang sangat strategis yang disebut sebagai Ring Satu. Sehingga Mahkamah Konstitusi tersebut harus bermanfaat, bukan bagi perorangan, tapi bagi rakyat, bangsa, dan negara," kata Megawati.
Dengan kejadian di MK akhir-akhir ini, Megawati mengaku berterima kasih dengan mantan Ketua MK Jimly Asshidiqie yang berperan sebagai Ketua Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) dalam sidang etik putusan MK soal batas usia calon presiden dan wakil presiden.
Megawati menyebut Jimly konsisten mengawal konstitusi.
"Saya ingat waktu itu, Ketua MK yang pertama adalah Pak Jimly Asshidiqie, dan saya sangat berterima kasih atas segala konsistensinya selama ini," jelas Megawati.