Sukses

Menkopolhukam: Pemerintah Serius Ingin Membangun Pulau Sebatik

Pembangunan tak cuma di sektor infrastruktur. Namun juga di beberapa sektor lain seperti asrama anak-anak TKI, PLTD, dan pasar.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto berkunjung ke Pulau Sebatik, Kalimantan Utara. Lawatan ini ditujukan untuk melihat pembangunan yang tengah berjalan di perbatasan Indonesia-Malaysia tersebut.

"Tugas saya sekarang ini datang kemari melihat apakah pembangunan berjalan sesuai rencana, apakah pembangunan sesuai dengan kualitas yang telah direncanakan, kalau tidak kita akan lakukan evaluasi," ujar Wiranto di Desa Aji Kuning, Sebatik, Kamis (1/9/2016).

Saat melihat kondisi di Sebatik, Wiranto menyatakan akan membawa banyak pekerjaan rumah ke Ibu Kota. Hal ini ditujukan agar pembangunan di daerah itu tepat sasaran.

"Nanti setelah saya kembali ke Jakarta saya akan langsung melakukan rapat evaluasi," ucap mantan Ketua Umum Partai Hanura tersebut.

"Rapat untuk memperbaiki agar pembangunan daerah perbatasan betul-betul ada akselerasi, betul-betul dapat kita percepat," sambung Wiranto.

Meski mengatakan akan mengevaluasi pembangunan, dia menegaskan pembangunan di Sebatik bukan berarti tak berjalan. Telah ada perkembangan yang terlihat jelas.

"Sekarang saya lihat jalan-jalan setapak yang dari kerikil sudah dibikin beton, permanen, jalan menuju kemari yang dulunya tidak ada sekarang sudah diaspal. Artinya ada kesungguhan dari pemerintah untuk membangun serambi depan Indonesia yang membanggakan," jelas Menko Polhukam.

Yang lebih menggembirakan lagi, pembangunan tak cuma di sektor infrastruktur. Namun juga di beberapa sektor lain seperti asrama anak-anak TKI, PLTD, dan pasar.

"Komitmen pemerintah untuk membangun daerah pinggiran bukan retorika saja. Ada beberapa tokoh mengatakan retorika, tapi saya melihat langsung bahwa pembangunan itu nyata," papar Wiranto.

"Keinginan pemerintah, Presiden juga, jangan sampai kondisi wilayah perbatasan kita ini lebih buruk dari tempat tetangga. Kalau itu lebih buruk kita nggak punya kebanggaan, negara besar begini," pungkas Wiranto.