Liputan6.com, Jakarta Majelis Hakim Pengadilan Tipikor menjatuhkan vonis 3 tahun penjara kepada Marudut Pakpahan. Perantara janji suap Rp 2,5 miliar kepada Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Sudung Situmorang dan Asisten Pidana Khusus Tomo Sitepu itu juga menjatuhkan denda Rp 100 juta subsider 3 bulan kurungan‎.
Usai pembacaan vonis, di dalam ruang sidang Pengadilan Tipikor Jakarta sempat terjadi aksi pemukulan terhadap seorang pewarta foto oleh salah satu kerabat Marudut yang hadir‎ dalam persidangan.
"Sudah selesai," teriak seorang kerabat Marudut saat memukul seorang juru foto yang bersama pewarta foto lain tengah mengambil foto Marudut usai pembacaan vonis, Jumat (2/9/2016).
Advertisement
Seusai vonis, Marudut memang sempat terlihat linglung dan nyaris jatuh. Momen itu yang kemudian hendak diabadikan lewat kamera oleh pewarta foto. Namun saat pengambilan gambar, beberapa kerabat Marudut tak terima. Mereka melayangkan pukulan dan menyikut wajah sejumlah pewarta foto.
Aksi tidak terpuji itu kemudian memicu suasana menjadi panas di dalam ruang sidang. Alhasil sejumlah pewarta foto‎ yang tengah melakukan tugas peliputan itu sempat adu mulut dengan para kerabat Marudut yang hadir.
Para juru foto ini kemudian mencari pelaku pemukulan yang belum diketahui identitasnya itu. "Mana itu orang yang main pukul?" ujar seorang pewarta foto.
Kejadian pemukulan kembali terulang oleh kerabat Marudut di area lobi pengadilan. Kejadian itu lantaran mereka tak terima ‎pelaku yang rekan mereka juga dicari-cari oleh pewarta foto.
Suasana makin panas ketika akhirnya kedua pihak bentrok dan saling pukul. Bahkan, sebuah tong sampah yang terbuat dari alumunium terbang dari arah pihak kerabat Marudut ke arah pewarta foto.
Keributan benar-benar tak terkendali setelahnya. Pihak keamanan pengadilan dan seorang polisi yang mencoba melerai tak bisa berbuat banyak.
Keributan baru sedikit mereda ketika beberapa pelaku pemukulan dibawa kabur oleh kerabat Marudut yang lain ke area basement gedung pengadilan. Meski begitu, beberapa pewarta foto tetap masih mencari para pelaku pemukulan itu.
Bahkan para pewarta foto juga sempat memeriksa mobil-mobil yang keluar dari basement. Petugas keamanan pengadilan juga telah menutup gerbang pintu masuk dan keluar.
"Cari orangnya, habis mukul kok kabur. Kalau nggak selesai, kita lapor polisi," ujar seorang pewarta foto lain.
Seorang kerabat Marudut meminta‎ maaf atas kejadian ini. Dia menyayangkan keributan ini terjadi.
"Kami juga tidak ingin dan tidak kehendaki ini terjadi. Kami minta maaf," kata kerabat Marudut yang tidak menyebutkan namanya tersebut.