Sukses

Polisi Ringkus Seorang Terduga Teroris Batam di Warnet

LH diduga terlibat membantu menyembunyikan buronan teroris asal Uighur, Tiongkok.

Liputan6.com, Jakarta Polisi menangkap seorang terduga teroris anggota kelompok Katibah Gigih Rahmat (KGR) di sebuah warung internet atau warnet di Perumahan Fanindo, Batu Aji, Batam, Kepulauan Riau.

"Pada Sabtu, telah ditangkap anggota kelompok teroris KGR di Warnet Maxxis, Perumahan Fanindo, Batu Aji, Batam," ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol Agus Rianto, dalam pesan singkat, seperti dilansir Antara, Sabtu (3/9/2016).

Terduga teroris Batam berinisial LH (24 tahun) itu adalah pengangguran yang tinggal di Kompleks Taman Carina Blok 41 Batu Aji.

Dalam jaringan KGR pimpinan Gigih Rahmat Dewa, LH diduga terlibat membantu menyembunyikan buronan teroris asal Uighur, Tiongkok, yang bernama Dony, membantu memfasilitasi keberangkatan warga negara Indonesia (WNI) ke Suriah dan menjembatani masuknya dua warga negara asing (WNA) Uighur ke Batam.

Serta, menerima dana dari East Turkistan Islamic Movement (ETIM) untuk membiayai kebutuhan hidup WNA Uighur. "Bersama kelompok KGR melakukan latihan di Batam menggunakan airsoft gun dan senapan angin dalam rangka persiapan ke Suriah," Agus menambahkan.

Selain itu, menurut Agus, LH juga diduga ikut merencanakan penyerangan terhadap Marina Bay, Singapura. Sebelumnya, tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri bersama jajaran Polda Kepri menangkap enam orang terduga teroris di Batam, Jumat 5 Agustus 2016.

Keenam orang yang ditangkap di beberapa lokasi berlainan itu, yakni Gigih Rahmat Dewa (31), Tar (21) dan ES (35) ditangkap di kawasan Batam Center, TS (46) ditangkap di Nagoya, HGY (20) dan MTS (19) ditangkap di Jalan Brigjen Katamso, Batu Aji, Batam. Namun, MTS dibebaskan karena tidak terbukti terkait dengan jaringan ini.

Gigih Rahmat merupakan pimpinan kelompok teroris ini. Kelompok Batam ini memiliki hubungan dengan pelaku bom bunuh diri di Polresta Surakarta, Nur Rohman dan anggota kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Bahrun Naim.