Liputan6.com, Jakarta - FSL (35), calon haji korban penipuan yang tertahan di Filipina, akhirnya pulang ke kediamannya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Dia membeberkan bagaimana niat menunaikan ibadah malah berubah menjadi penangkapan dan penahanan bersama 176 orang lainnya oleh imigrasi Filipina.
Dia menuturkan, bersama rombongan hanya mengikuti arahan dari pihak travel. Sampai akhirnya mereka mendapatkan dokumen-dokumen haji dan merasa yakin siap untuk diberangkatkan ke Madinah, Arab Saudi.
Baca Juga
Harga Mentereng Kristensen, Pemain Filipina yang Pupuskan Asa Indonesia di Piala AFF 2024
Piala AFF 2024 Sedang Berlangsung, Tonton Live Streaming Pertandingan Timnas Indonesia VS Filipina di Sini
Tonton Siaran Langsung Penentuan Nasib Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 saat Melawan Filipina, Perebutkan Tiket Semifinal
"Setelah berbagai proses, kita langsung dapat kuota haji Filipina dan tanggal 18 Agustus kita berangkat. Jadwalnya pukul 18.00 waktu Filipina itu kita naik pesawat langsung ke Madinah. Ternyata enggak gitu," tutur FSL kepada Liputan6.com di kediamannya, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (5/9/2016).
Advertisement
"Kita tunggu sampai pukul 18.00 enggak berangkat-berangkat. Kita sudah kumpulin paspor (Indonesia) sebelum itu melalui travel masing-masing. Dikumpulkan ke EO Travel filipina itu," dia melanjutkan.
Setelah pengumpulan paspor, masih saja ada hal yang janggal. Menurut ibu dari tiga anak itu, jemaah calon haji malah harus menunggu tanpa kejelasan hingga pukul 22.00.
"Setelah itu enggak keliatan. Sampai pukul 22.00 malam bertanya-tanya berangkat jam berapa. Tiba-tiba mereka datang langsung menyuruh kita ke bus," jelas FSL.
Instruksi dari pihak travel pun mereka ikuti. Sampai di bandara Filipina, mereka dibagikan dokumen-dokumen keberangkatan haji berikut paspor Filipina.
"Semuanya asli. Sebelum masuk ke pesawat itu kita sudah check in segala macamlah," ujar dia.
Penangkapan
Dengan yakin, rombongan calon haji itu pun bersiap memasuki pesawat menuju Tanah Suci. Namun, keyakinan mereka malah berujung pada penangkapan tak terduga hanya karena tidak ada yang bisa berbahasa Tagalog.
"Sebelum naik pesawat kita diperiksa kan paspor dan visanya. Ditanyain bisa bahasa Filipina enggak. Ternyata enggak ada yang bisa. Akhirnya jadi ditahan. Kamu bisa bahasa Filipina? Siapa Presiden Filipina sekarang?" ujar FSL.
Dari situlah akhirnya terungkap sindikat penipuan travel haji yang melalui dan menggunakan kuota haji Filipina. "Kebetulan tiga bulan belakangan itu Filipina mengganti pemerintah. Jadi mau menghilangkan korupsi gitu-gitu. Jadi ketat," kata dia.
Menurut FSL, ada enam travel haji di Indonesia yang bekerja sama dengan pengelola keberangkatan haji di Filipina, yang dikepalai oleh Syeikh Rasyidin. Keenam travel itulah yang membawa 177 calon haji melalui jalur Filipina dan akhirnya malah menjadi korban penipuan.
"Di sini melalui travel. Jadi ini kan Syeikh Rasyidin di Filipina. Ada enam travel di Indonesia. Kita daftar di travel. Sebenarnya kita ini korban dari travel Filipina," beber FSL.
Kini, sembilan orang calon haji masih diminta untuk bertahan sementara oleh pemerintah Filipina, sebagai saksi bantu dalam pengungkapan kasus tersebut.