Liputan6.com, Mekah - Meski telah merogoh kocek lebih banyak, para jemaah haji khusus tak selamanya mendapatkan pelayanan istimewa. Mereka bahkan terkesan tak terurus saat berada di Arab Saudi.Â
Hal itu dialami seorang jemaah haji khusus asal Banten, Sohari. Ia yang telah menunggu empat tahun bersama 75 jemaah lainnya tergabung di bawah bendera PT Happy Prima Wisata.
Untuk masuk dalam rombongan jemaah, PT Happy Prima Wisata mematok harga 10 ribu dolar. Bahkan, ada juga yang membayar 12 ribu dolar.
Advertisement
Namun, fasilitas yang diterima jemaah jauh dari harapan. Mereka tinggal di pemondokan yang jauh sekitar 10-12 kilometer dari Masjidil Haram.
Bukan hanya itu, lokasinya pun terpencil. Tak ada tempat makan dan sarana ibadah, serta sulit dijangkau oleh taksi.
"Jelas kecewa. Karena ini kan plus. Malah dapet minus. Kita merasa kurang nyaman. Dengan reguler saja di bawah reguler ini," keluh Sohari di pemondokannya di kawasan Shaukiah, Mekah, Selasa, 6 September 2016.
Sohari pantas kecewa sebab bila melongok ke dalam pemondokan, kondisinya miris. Satu kamar diisi 12 jemaah.
Kasurnya terdiri atas ranjang-ranjang besi yang keras. Walau tersedia pendingin ruangan, tapi tak berfungsi, sehingga panas udara pun sungguh menyengat.
"Di brosur katanya hotel bintang lima atau apartemen. Tapi kayak gini, enggak masuk kategori ONH plus," ujar Sohari.
Jemaah lainnya, Adriamon, menambahkan sejak awal mereka sudah terkatung-katung nasibnya. Begitu tiba di Bandara Jeddah, tak ada yang memandu kecuali pembimbing ibadah. Begitu selesai umrah, mereka pun tak jelas kendaraannya.
"Barang kita tercecer, kita ke sini naik angkutan umum," keluh dia.
Bahkan, disebutkan ada satu jemaah atas nama Zakaria Mattjik Salim dalam keadaan sakit. Tak ada tenaga medis yang terlihat dari Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) tersebut.
Akhirnya, Zakaria dibawa ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah untuk mendapatkan perawatan.
Kasus ini terungkap berkat laporan dari jemaah haji khusus atas nama Adiwarma. Atas pengaduan itu, tim pengawas PIHK langsung menindaklanjutinya.
Setelah melakukan pembicaraan dengan pihak PIHK, akhirnya siang tadi para jemaah dipindahkan ke hotel baru.
Mereka sangat antusias menyambut hotel baru yang kabarnya terletak di kawasan Anubha. Lokasinya diharapkan bisa lebih baik dibanding sebelumnya.
Tim PPIH Arab Saudi akan terus mengawal kasus ini dan meminta semua pihak, termasuk asosiasi yang menaungi tersebut, yakni Aspurindo, agar ke depan memperhatikan nasib mereka.
"Ini hasil dari pengawasan tim, supaya jemaah mendapat hak yang telah dibayarkan," kata Ketua PPIH Arab Saudi Ahmad Dumyathi Bashori.