Liputan6.com, Jakarta - Ajian, mantra, jimat, dan berbagai macam jenisnya terdengar tidak kekinian jika merujuk pesatnya arus modernisasi saat ini. Namun kini, sebagian para remaja justru tertarik dengan dunia magis seperti itu.
Belakangan ini, nama Mahesa Kurung, perguruan ilmu kebal di Jakarta Selatan, tengah populer di kalangan remaja tanggung. Namun popularitas itu diwarnai aksi kriminal yang meresahkan warga. Bahkan, ilmu kebal Mahesa Kurung digunakan sekelompok remaja yang diduga terlibat dengan serangkaian aksi kriminal geng motor.
Seorang narasumber menuturkan bagaimana geng motor begitu menggandrungi ilmu kebal Mahesa Kurung. Apa motifnya kawanan geng motor ingin memiliki kesaktian ilmu kebal?
Advertisement
"Belajar awalnya. Lalu setelah itu, diujilah kekebalannya dengan cara tawuran. Nah, mulai pada geng motor soalnya dekat dengan dunianya. Pada demen (suka) trek-trekan," ujar Acong di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (7/9/2016).
Acong yang juga terbilang remaja, pernah diajak teman-temannya ikut belajar Mahesa Kurung. Melihat betapa mengerikan uji kesaktiannya, Acong mengurungkan niat.
"Bagaimana enggak ngeri, Bang, bacok-bacokan segala. Saya lihat begitu ya mikir, wah enggak benar nih. Awalnya penasaran, tapi ke sininya malah takut," lanjut dia.
Mulut ke mulut adalah strategi marketing paling mujarab yang membuat Mahesa Kurung makin terkenal. Lingkungan remaja, menjadi segmen utama.
"Teman sekolah iya, teman bengkel iya. Ya begitulah jadinya, Bang. Pada ikut-ikutan. Pada pengin ikutan sakti," tandas Acong.
Bukan hanya tawuran, kini geng motor tersebut telah membuat onar dan melancarkan serangan ke tempat publik. Aulia Net salah satunya. Warnet 24 jam di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Selasa, 6 September dinihari mendapat serangan kawanan geng motor berjumlah sekitar 20 orang.
Dua orang menjadi korban luka akibat bacokan benda tajam. Hingga saat ini, pelaku masih dalam pengejaran pihak kepolisian.