Liputan6.com, Jakarta - MK sedang digandrungi para Anak Baru Gede (ABG) di Jakarta Selatan. Namun, MK yang mereka kenal bukanlah Mahkamah Konstitusi, tetapi Mahesa Kurung.
Mahesa Kurung adalah ilmu kebal dan pelet ala geng motor. Nama Mahesa Kurung belakangan mencuat di pemberitaan ketika ditangkapnya Bayu Aji Prakoso (21) oleh kepolisian sektor Jagakarsa, Jakarta Selatan. Bayu diduga penganut dan guru dari ilmu kebal Mahesa Kurung.Â
Ilmu kebal Mahesa Kurung ini digunakan sekelompok remaja yang diduga terlibat dengan serangkaian aksi kriminal geng motor.
Usut punya usut, ilmu kebal Mahesa Kurung ternyata sudah dikenal cukup lama di kalangan ABG. Strategi persebaran melalui pergaulan membuat Mahesa Kurung begitu cepat tenar.
Â
Advertisement
Â
"Anak-anak sini sih ngenalnya MK. Nyebutnya begitu. Eh, lo ikut MK? Bisa apa aja di MK? Ya emang begitu sebutannya," kata seorang remaja bernama Acong saat menuturkan cerita pergaulan di sekitarnya di bilangan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Acong kembali menuturkan, MK sudah dikenal cukup lama di lingkungan pergaulan remaja. Namun, MK kembali merebak setelah penangkapan Bayu yang kemudian dibebaskan karena pihak kepolisian tidak dapat memproses secara hukum.
"MK sih sudah lama ya dikenalnya. Seingat saya tuh puncaknya 2012. Itu lagi heboh tawuran di mana-mana. Sekarang ramai lagi," kata Acong.
Acong menuturkan bagaimana geng motor begitu menggandrungi ilmu kebal Mahesa Kurung. Apa motifnya kawanan geng motor ingin memiliki kesaktian ilmu kebal?
"Belajar awalnya. Lalu setelah itu, diujilah kekebalannya dengan cara tawuran. Nah, mulai pada geng motor soalnya dekat dengan dunianya. Pada demen (suka) trek-trekan," ujar Acong.
Acong mengaku pernah diajak teman-temannya ikut belajar Mahesa Kurung. Melihat betapa mengerikan uji kesaktiannya, Acong mengurungkan niat.
Â
"Bagaimana enggak ngeri, bacok-bacokan segala. Saya lihat begitu ya mikir, wah enggak benar nih. Awalnya penasaran, tapi ke sininya malah takut," lanjut dia.
Mulut ke mulut adalah strategi marketing paling mujarab yang membuat Mahesa Kurung makin terkenal. Lingkungan remaja, menjadi segmen utama.
"Teman sekolah iya, teman bengkel iya. Ya begitulah jadinya. Pada ikut-ikutan. Pada pengin ikutan sakti," tandas Acong.
Tempat ABG Cari Pelet
Mahesa Kurung yang diprakarsai Bayu di sebuah bengkel ketok magic di Lenteng Agung, Jakarta Selatan itu juga sebagai tempat para ABG mencari pelet.
Kapolsek Jagakarsa, Kompol Sri Bhayangkari mengatakan, pada saat pemeriksaan Bayu Aji Prakoso mengaku memiliki pengikut 300 orang. Namun, dari bukti yang ditunjukkan, para anggota yang rajin bertandang ke bengkel ketok magic yang ditunggui Bayu, hanya 20-30 orang.
Â
Â
"Rata-rata mereka anak-anak di bawah umur, para remaja," kata Sri.
Penuturan dua murid Bayu ke pihak kepolisian, macam-macam alasan para Anak Baru Gede itu bergabung dengan perkumpulan Mahesa Kurung.
"Ada yang ingin kebal, ada yang sering ditolak dan minta pelet, yang suka di-bully, pengasihan, macem-macem, lah," kata Sri.
Oleh sebab itu saat polisi menggeledah di dalam dan sekitar bengkel, tidak didapati senjata tajam atau benda yang dicurigai akan digunakan untuk tawuran.
"Kami justru mendapati isim, batu akik, kemenyan, buluh perindu," Sri membeberkan.
Benda-benda itu didapat dari para murid-murid Bayu. "Barang-barang itu katanya mahar dari murid-murid dia (Bayu). Mereka memberikan mahar seikhlasnya tapi wajib," kata Sri.
Bayu mengakui, murid-muridnya ingin meminta ilmu yang diinginkan, maka ada ritual tertentu yang harus dijalani murid-muridnya itu.
"Kalau pantangan itu dilanggar maka ilmunya tidak akan nempel," Sri menjelaskan.
Cara mendapatkan ilmu yang disebut-sebut untuk kekebalan itu tidaklah susah.
Menurut penuturan seorang warga di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, tidak mahal untuk mendaftar sebagai anggota Mahesa Kurung. Bila diibaratkan dengan barang, biaya pendaftarannya hanya seharga sebungkus rokok.
"Enggak mahal bang. Murah kok. Terjangkau. Paling sekitar Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribuan. Ya seharga sebungkus rokoklah," kata Acong.
Diduga, tarif tersebut diperuntukkan agar para remaja dapat menjangkaunya.
"Ya kan kebanyakan ABG (Anak Baru Gede), masih pada sekolah. Duitnya juga enggak banyak. Makanya daftarnya cuma segitu. Ibarat kata pakai uang jajan mah bisa," lanjut Acong.
Namun, uang Rp 20 ribuan itu hanya modal awal untuk pertama bergabung dengan perguruan ilmu kebal Mahesa Kurung. Sebab, anggota dikenakan biaya lanjutan untuk memperdalam ilmu tersebut.
"Besarannya masih sama. Tapi kalau ditotal, sampai bisa (kebal) itu habislah Rp 200 sampai Rp 300 ribu," kata Acong.
Advertisement
Dua Orang Jadi Korban
Â
Dua orang menjadi korban uji kekebalan geng motor yang sudah belajar Mahesa Kurung. Warnet 24 jam bernama Aulia Net diserang oleh kawanan ABG berjumlah 20 orang pada Selasa, 6 September.
Akibat peristiwa itu, Ardi dan Rian Fadilah, mengalami luka sobek cukup parah. Ardi mendapat 12 jahitan di pergelangan tangan kanannya, dan Rian Fadilah mengalami luka bacok di punggung, tangan, dan kaki.
"Darahnya kemana-mana bang waktu saya tolong. Berceceran di kursi, dan penuh basah di bajunya," ujar Rizky, saksi mata yang menolong korban di Aulia Net.
Melihat tangan korban mengalami luka parah, Rizky langsung membawa ke rumah sakit untuk memberikan pertolongan. "Saya bawa ke Rumah Sakit Fatmawati bang. Bocah motornya pada kabur abis ngebacok," tandas dia.
Geng Motor Maut Lainnya
Geng motor yang juga terkenal di Jakarta adalah Amerika. Meski namanya geng Amerika, namun tak ada kaitannya sama sekali dengan negeri Paman Sam.
"Wah ya enggak ada. Enggak ada orang Amerika-nya juga. Orang kita semua. Cuma namanya aja sih," ujar Pri yang hidup dalam lingkaran pergaulan komunitas motor remaja itu.
Setelah didalami lebih lanjut, ternyata penamaan geng motor yang diambil dari nama negara adidaya ini, merupakan sebuah singkatan.
"Nah Amerika itu singkatan. Kalau enggak salah itu singkatan dari Anak Merdeka Kalisari. Kalisari, daerah deket Cijantung, Jakarta Timur," kata Pri.
Namun Pri mengaku tidak mengetahui asal-usul penamaan geng motor Inggris yang ditengarai tengah menjadi lawan dari geng motor Amerika. Geng Inggris merupakan geng motor yang persebarannya mencakup wilayah Jagakarsa dan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
"Waduh kalau Inggris pernah dengar emang namanya, tapi enggak tahu singkatan dari apa, atau kenapa dinamai Inggris," ucap Pri.
Geng Amerika ini kerap tawuran di jalanan Jakarta. Selama 3 tahun ini, total sudah ada empat korban tewas dan satu korban luka berat.
Dua korban tewas terjadi di tahun 2013 dan 2014, lalu 2 korban tewas dan 1 korban luka terjadi pada akhir tahun 2015.
Sementara di Cirebon, Jawa Barat, sekumpulan geng motor menghabisi nyawa sejoli pada Sabtu 27 Agustus.
Â
Sepasang kekasih, RS (16) dan VN (16), tewas dengan kondisi mengenaskan setelah diserang oleh 11 pemuda anggota geng motor.
Tubuh keduanya ditemukan di jembatan jalan layang Desa Kepongpongan, Kecamatan Talun, Cirebon, pada Sabtu, 27 Agustus 2016.
Kejadian bermula saat kedua korban berboncengan melintasi depan SMP 11 Kalitanjung Cirebon. Saat melintas, sekelompok orang melempari batu pada mereka yang saat itu juga tengah bersama-sama dengan teman-temannya.
Korban bersama rekan-rekannya sempat melarikan diri. Namun, gerombolan geng motor itu mengejar lalu menjatuhkan RS dan VN di jalan layang. Setelah terjatuh, mereka lalu disergap.
"Sementara rekan-rekannya berhasil melarikan diri, para pelaku kemudian membawa korban dan dibawa ke TKP awal, Jalan Perjuangan depan SMPN 11 Cirebon," ujar Kapolres Kota Cirebon AKBP Indra Jafar.
Di tempat gelap, tutur Indra Jafar, korban RS dikeroyok dan dianiaya. Ia bahkan sempat ditusuk oleh seorang pelaku. Sedangkan teman RS, yakni VN dicabuli, secara bergiliran oleh para pelaku hingga kedua korban meninggal dunia di TKP.
Setelah para anggota geng motor menghabisi korban, mereka membawa jenazah keduanya ke jalan layang Desa Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon. "Korban dibuang mengelabui seakan-akan korban merupakan korban laka-lantas," ujar Indra.