Liputan6.com, Jakarta - Usai sudah rangkaian agenda kunjungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Vientiane, Laos, untuk mengikuti KTT ASEAN. Sejak tiba di Laos pada Senin 5 September lalu, serangkaian pertemuan dalam rangka KTT maupun pertemuan bilateral dijalani Jokowi.
Sebelum bertolak menuju Jakarta pada Kamis malam, Presiden sempat berbincang sejenak dengan sejumlah jurnalis di lokasi penginapan Presiden di Asem Villa. Salah satu topik yang mengemuka dalam KTT ASEAN di Laos adalah soal penanganan terorisme.
Baca Juga
Seperti disampaikan Jokowi, dirinya menanggapi respons positif yang diberikan negara-negara anggota ASEAN terkait penanganan terorisme di Indonesia. Dalam forum tersebut, Presiden memang sempat mempertanyakan efektivitas penanganan terorisme yang hanya mengandalkan kekuatan militer.
Advertisement
"Berbeda penanganannya di negara yang lain, yang banyak dilakukan dengan penegakan hukum, dengan 'law enforcement', diburu dengan kekerasan. Kita ini punya pendekatan lunak, dengan cara pendekatan agama, dengan cara pendekatan budaya, itu yang kita sampaikan," tutur Jokowi dalam keterangan tertulis Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Kamis (8/9/2016) malam.
Meski demikian, Presiden memastikan bahwa pemerintah tetap akan melakukan penegakan hukum bila memang pendekatan-pendekatan lunak tidak membuat jera para pelaku terorisme. Sebab, Indonesia sejatinya menerapkan kombinasi antara pendekatan keras dengan pendekatan lunak. Walaupun yang disebut terakhir merupakan prioritas pemerintah saat ini.
"Tapi dari proses yang mereka lihat di Indonesia, memang mereka lihat lebih memberikan hasil. Paling tidak, penanganan itu tidak memproduksi teroris semakin banyak. Mereka yang mengatakan itu sendiri," ungkap Jokowi.