Liputan6.com, Jakarta - Indonesia merupakan negara dengan peminat haji terbanyak di dunia. Saking banyaknya, para calon jemaah haji bahkan rela mengantre hingga belasan tahun untuk bisa berangkat ke Tanah Suci.
Tingginya animo masyarakat membuat usaha biro perjalanan atau travel haji dan umrah bertebaran di mana-mana. Tak sedikit pula travel haji dan umrah beroperasi secara ilegal. Bahkan mereka juga kerap melakukan penipuan.
Baca Juga
Tahun ini, polisi membongkar sindikat pengiriman jemaah haji secara ilegal, menggunakan paspor Filipina. Sebanyak 177 calon jemaah pun gagal menunaikan rukun Islam ‎ke lima itu. Sementara sekitar 700 jemaah lain yang saat ini berada di Mekah, juga bermasalah secara administrasi karena menggunakan paspor Filipina.
Advertisement
"Ini kejahatan yang terorganisir. Memanfaatkan animo yang sangat besar di Tanah Air untuk berangkat haji. Kuota yang diberikan terbatas. Masyarakat dengan ada penawaran ini tergiur," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli usai salat ied di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, Senin (12/9/2016).
Polisi berharap, pada tahun-tahun berikutnya tak ada lagi masyarakat yang menjadi korban penipuan haji ini. Boy pun memberikan sejumlah tips agar masyarakat dapat menunaikan ibadah haji dengan aman dan lancar.
"Pertama, penyelenggara haji yang tawarkan jasanya itu legalitasnya harus dicek," ungkap dia.
Cara tersebut diharapkan mampu menekan berkembangnya travel ilegal di Indonesia. ‎Dengan begitu, penipuan dengan modus haji murah dan cepat bisa diminimalisir.
Masyarakat juga diimbau ‎agar mematuhi aturan yang berlaku, salah satunya terkait daftar tunggu haji. Calon jemaah haji diimbau tak mudah terbujuk dengan agen travel yang menawarkan paket murah dan cepat.
"Kedua, dipastikan cara pemberangkatannya. Ini (kasus di Filipina) kan sesuatu yang tidak lazim. Warga kita harus berangkat lewat Filipina, lalu dilengkapi dengan paspor bukan negara kita. Ini kan nggak lazim," papar Boy.
"Tentu harus kritis di awal lebih bagus sehingga kepastian rute, penggunaan paspor tidak menggunakan cara seperti ini lagi," imbuh dia.
Boy meminta agar seluruh pihak membantu menyosialisasikan hal itu kepada para calon jemaah haji.
"Dengan pengalaman seperti ini, kita tingkatkan kerja sama dengan Kemenag dan Pemda untuk berikan edukasi kepada masyarakat. Harus diberi pemahaman, jangan sampai orang yang tidak bertanggung jawab seperti ini yang mengurus masyarakat kita. Pada akhirnya masyarakat kita jadi korban," tandas Boy.