Liputan6.com, Pandeglang: Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Banten mencatat, 80 persen atau sekitar 700 kilometer jalan di Banten rusak. Dan, 20 persen di antaranya rusak parah, dengan badan jalan yang hancur atau amblas. Selain menjadi penyebab kecelakaan, kondisi itu juga mengganggu aktivitas masyarakat.
Misalnya saja, di ruas jalan penghubung Kecamatan Saketi dan Kecamatan Picung, Kabupaten Pandeglang. Kondisi jalan sepanjang 12 kilometer itu rusak dan berlubang dengan kedalaman hingga 30 centimeter.
Di sejumlah titik, kendaraan terpaksa melaju lambat karena kondisi jalan dinilai membahayakan. Kondisi jalan yang berlubang juga bisa membuat kendaraan cepat rusak. Jalan yang biasanya dapat ditempuh dalam waktu 20 menit kini bisa mencapai satu jam lebih. Tak hanya itu, ongkos angkutan umum pun naik hingga dua kali lipat.
Dinas Bina Marga juga menyatakan, dibutuhkan anggaran sedikitnya Rp 450 miliar untuk memperbaiki jalan yang rusak itu.(TES/SHA)
Misalnya saja, di ruas jalan penghubung Kecamatan Saketi dan Kecamatan Picung, Kabupaten Pandeglang. Kondisi jalan sepanjang 12 kilometer itu rusak dan berlubang dengan kedalaman hingga 30 centimeter.
Di sejumlah titik, kendaraan terpaksa melaju lambat karena kondisi jalan dinilai membahayakan. Kondisi jalan yang berlubang juga bisa membuat kendaraan cepat rusak. Jalan yang biasanya dapat ditempuh dalam waktu 20 menit kini bisa mencapai satu jam lebih. Tak hanya itu, ongkos angkutan umum pun naik hingga dua kali lipat.
Dinas Bina Marga juga menyatakan, dibutuhkan anggaran sedikitnya Rp 450 miliar untuk memperbaiki jalan yang rusak itu.(TES/SHA)