Liputan6.com, Jakarta - Ahok kembali mendapat sindiran keras. Sindiran ini terkait rencana penggusuran yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta itu terhadap permukiman warga di Bukit Duri, Jakarta Selatan.
Salah satu kritik berasal dari mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli yang berambisi menjadi lawan Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Saat Rizal menjadi inspektur upacara dalam agenda upacara bendera Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 Kemerdekaan Indonesia di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan.
Advertisement
"Kami katakan pada para pemimpin dan pejabat jangan pidato sok Pancasila, tapi kelakuan anti-Pancasila," tutur Rizal saat pidato upacara di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, Rabu 17 Agustus 2016.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon pun akan mengunjungi warga di rumah susun Rawa Bebek Pulau Gebang Cakung siang ini, Jumat (16/9/2016). Dia ingin melihat warga pindahan dari Bukit Duri.
Namun, kritik pedas tidak menyurutkan niat Ahok. Warga telah mendapatkan surat peringatan pertama dan kedua.
Pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu tidak peduli keputusannya ini akan menjadi duri dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Padahal sampai sekarang Ahok belum bisa mengambil hati PDIP untuk mendukunya. Ahok bisa saja maju hanya berbekal dukungan Golkar, Nasdem, dan Hanura, tapi sokongan PDIP dapat memperkuat posisinya di DPRD DKI Jakarta.
Ahok menegaskan penggusuran wilayah Bukit Duri tetap berlanjut usai surat peringatan (SP) 3 dilayangkan.
"Tunggu saja SP3, kalau udah SP3 pasti besoknya dibongkar," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis 8 September 2016.
Dia mengatakan penggusuran akan tetap dilakukan selama putusan pengadilan gugatan warga Bukit Duri belum keluar.
"Ya dia gugat, enggak gugat (lanjut). Kalau enggak ada putusan tunda ya," ucap Ahok.
Menghitung Hari
Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi mengatakan, sekitar 100 kepala keluarga akan digusur setelah SP3 dilayangkan pekan depan atau usai Idul Adha.
"Aturannya tiga hari setelah SP2, dikasih SP3 eksekusi. Pekan depan, nanti kita bongkar kalau dia enggak mau (pindah rusun)," ujar Tri.
Sejumlah warga Bukit Duri di RT 10 RW 12, Tebet, Jakarta Selatan memilih tak banyak bicara. Mereka membongkar rumahnya yang terdampak gusuran normalisasi Kali Ciliwung dengan dibantu beberapa tukang bangunan sewaan.
Pantauan Liputan6.com, tepat di pinggiran Ciliwung, sejumlah bangunan sudah rata dengan tanah. Bangunan dengan desain yang bagus pun mulai dihancurkan hingga tak berbentuk hunian.
Jarkasih (50), warga RT 10 RW 12, mengatakan sebagian warga memilih untuk membongkar sendiri bangunannya agar tidak sia-sia saat aparat memulai normalisasi nanti. Mereka memilih untuk menjual reruntuhan bangunan ke pemborong yang menawar.
"Daripada rugi ya lumayan buat tambahan. Ada pemborong yang nawarin ke saya satu rumah Rp 700 ribu. Ada juga warga lain yang Rp 1,6 juta per bangunan. Macem-macem harganya. Minimal ya Rp 700 ribulah ya," tutur Jarkasih di kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Senin 5 Juni 2016.
Advertisement